jalan menuju keberhasilan

Rabu, 30 Januari 2013

PERAWATAN KATETER


Perawatan kateter adalah suatu tindakan keperawatan dalam memelihara kateter dengan antiseptik untuk membersihkan ujung uretra dan selang kateter bagian luar serta mempertahankan kepatenan posisi kateter
Tujuan:
  1. Menjaga kebersihan saluran kencing
  2. Mempertahankan kepatenan (fiksasi) kateter
  3. Mencegah terjadinya infeksi
  4. Mengendalikan infeksi

Persiapan alat dan bahan:
      Meja/trolly yang berisi:
  1. Sarung tangan steril
  2. Pengalas
  3. Bengkok
  4. Lidi waten steril
  5. Kapas steril
  6. Kasa steril
  7. Antiseptic (Bethadin)
  8. Aquadest / air hangat
  9. Korentang
  10. Plester
  11. Gunting
  12. Bensin
  13. Pinset
  14. Kantung sampah

Pelaksanaan:
  1. Siapkan alat dan bahan
  2. Beritahu pasien maksud dan tujuan tindakan
  3. Dekatkan alat dan bahan yang sudah disiapkan
  4. Pasang tirai, gorden yang ada
  5. Cuci tangan
  6. Oles bensin pada plester dan buka dengan pinset
  7. Buka balutan pada kateter
  8. Pakai sarung tangan steril
  9. Perhatikan kebersihan dan tanda-tanda infeksi dari ujung penis serta kateter
  10. Oles ujung uretra dan kateter memakai kapas steril yang telah dibasahi dengan aquadest / air hangat dengan arah menjauhi uretra
  11. Oles ujung uretra dan kateter memakai lidi waten + bethadin dengan arah menjauhi uretra
  12. Balut ujung penis dan kateter dengan kasa steril kemudian plester
  13. Posisikan kateter ke arah perut dan plester
  14. Rapikan klien dan berikan posisi yang nyaman bagi pasien
  15. Kembalikan alat ke tempatnya
  16. Cuci tangan
  17. Dokumentasikan tindakan


Daftar Pustaka

1.      Smeltzer, C. Suzanne, Bare, G. Brenda. Brunner and Suddarth’s Text Book of Medical Surgical Nursing. 8th   vol 2 alih bahasa Kuncoro, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin Asih. Jakarta: EGC; 2001

2.      Perry, Anne, Griffin, Potter A. Patricia. Pocket Guide to Basic Skills and Procedures. Alih bahasa: Monica Ester, Jakarta: EGC; 2000


LAPORAN OLIGOMENOREA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia yang telah diberikanNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Oligomenorea” ini tanpa adanya hambatan yang berarti.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan makalah ini, tidak lepas dari bimbingan pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : dosen pembimbing KMB kami serta teman-teman yang telah memberikan motivasi dan juga bimbingan kepada penulis dalam menyusun makalah ini.
Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan pelajaran penulis. Terima kasih penulis ucapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Mataram, 21 April 2012

                      PENULIS




DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... 1
Daftar Isi................................................................................................................ 2


BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 3
A.  Latar Belakang................................................................................................. 3
B.  Tujuan.............................................................................................................. 3


BAB II  Pembahasan............................................................................................. 4
A. Pengertian......................................................................................................... 4
B. Etiologi.............................................................................................................. 5
C. manifestasi klinik.............................................................................................. 6
D. Komplikasi.........................................................................................................7 
E. Konsep asuhan keperawatan pada pasien Oligomenorea...................…………8


BAB III PENUTUP............................................................................................ 11
A. Kesimpulan..................................................................................................... 11

Daftar Pustaka..................................................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45 - 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut.
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada telur di dalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba Falopii terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim (atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens, atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang wanita menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. Kehamilan dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.

B.     TUJUAN
1.      Untuk mengetahui proses terjadinya oligomenorea.
2.      Untuk mengetahui jalannya suatu proses asuhan keperawatan tentang oligomenorea. 

BAB II
PEMBAHASAN

1.      PENGERTIAN
a.       Oligomenorea merupakan suatu kondisi dimana siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari (nomal: 25-35 hari). Apabila panjangnya siklus lebih dari tiga bulan, hal itu sudah dinamakan amenorea. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang.
b.      Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.

2.      PENYEBAB/ ETIOLOGI
Oligomenore biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih.
Oligomenore sering terdapat pada wanita astenis. Dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadara pada wanita normal.
Oligomenore dapat juga terjadi pada stress fisik dan emosional, penyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat juga disebabkan ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas.
Oligomenore yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan stadium folikular, perpanjangan stadium luteal, ataupun perpanjang kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba memanjang maka dapat disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit. Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada :
Ø  Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS).
Ø  Stress dan depresi.
Ø  Sakit kronik.
Ø  Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia).
Ø  Penurunan berat badan berlebihan.
Ø  Olahraga berlebihan, misal atlet.
Ø  Adanya tumor yang melepaskan estrogen.
Ø  Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah menstruasi.
Ø  Penggunaan obat-obatan tertentu.
Umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada beberapa kasus oligomenorea dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Pemeriksaan ke dokter kandungan harus segera dilakukan ketika oligomenorea sudah berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.

3.      GEJALA/ MANIFESTASI KLINIK
Ø  Periode siklus menstruasi yang lebih dari 35 hari sekali, dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun.
Ø   Haid yang tidak teratur dengan jumlah yang tidak tentu. Pada beberapa wanita yang mengalami oligomenore   terkadang juga mengalami kesulitan untuk hamil.
Ø  Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita   tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus.

4.      KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan stress emosional pada penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan buruk bila oligomenore mengarah pada infertilitas atau tanda dari keganasan.

5.      PATOFISIOLOGI
Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga menstruasi menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh.
             Oligomenorea dan amenorea sering kali mempunyai dasar yang sama, perbedaannya terletak dalam tingkat. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulatoar dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya
Oligomenore yang terjadi pada remaja, seringkali disebabkan karena kurangnya sinkronisasi antara hipotalamus, kelenjar pituari & indung telur. Hipotalamus merupakan bagian otak yang mengatur suhu tubuh, metabolisme sel & fungsi dasar seperti makan, tidur & reproduksi. Hipotalamus mengatur pengeluaran hormon yang mengatur kelenjar pituari. Kemudian kelenjar pituari akan merangsang produksi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan & reproduksi. Pada awal & akhir masa reproduksi wanita, beberapa hormon tersebut dapat menjadi kurang tersinkronisasi, sehingga akan menyebabkan terjadinya haid yang tidak teratur.
          Pada PCOS (polycystic ovary syndrome), oligomenore dapat disebabkan oleh kadar hormon wanita & hormon pria yang tidak sesuai. Hormon pria diproduksi dalam jumlah yang kecil oleh setiap wanita, tetapi pada wanita yang mengalami PCOS, kadar hormon pria tersebut (androgen) lebih tinggi dibandingkan pada wanita lain. Pada atlet wanita, model, aktris, penari ataupun yang mengalami anorexia nervosa, oligomenore terjadi karena rasio antara lemak tubuh dengan berat badan turun sangat jauh.

6.      KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN OLIGOMENORE
A. Pengkajian
     Data dasar
Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang
Data pasien :
Identitas pasien, usia, status perkawinan, pekerjaan jumlah anak, agama, alamat jenis kelamin dan pendidikan terakhir.
Keluhan utama : pasien biasanya datang dengan keluhan periode siklus menstruasi yang lebih dari 35 hari sekali, haid yang tidak teratur dengan jumlah yang tidak tentu.  

B. Diagnosa keperawatan
1.      Kurang pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan terapinya berhubungan dengan kurang informasi.
2.      Resiko/actual gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya gangguan menstruasi.


C. Intervensi Keperawatan
1.      Kurang pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan terapinya berhubungan dengan kurang informasi.
Tujuan       : setelah diberikan penyuluhan klien akan mengetahui tentang gangguan menstruasi
Kriteria evaluasi: klien menyebutkan jenis gangguan menstruasi, penyebab, gejalanya, serta penanganannya, menjelaskan menstruasi yang normal.

Intervensi:
a.       Kaji tingkat pengetahuan klien mengenai menstruasi yang normal, jenis gangguan menstruasi,penyebab, gejala dan penanganannya.
R/mengidentifikasi luasnya masalah klien dan perlunya intervensi.
b.      Jelaskan mengenai siklus menstruasi yang normal, jenis gangguan menstruasi, penyebab, gejala, dan penanganannya.
R/dengan memiliki pengetahuan tentang menstruasi klien dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri dan dapat mencari jalan keluar untuk masalah gangguan menstruasinya.
c.       Beri kesempatan klien untuk bertanya.

2.      Resiko/actual gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya gangguan menstruasi.
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan …..x 24 citra diri klien akan meningkat.
Kriteria evaluasi: klien mengatakan tidak malu, merasa berguna, penampilan klien rapi, menerima apa yang sedang terjadi.
Intervensi:
  1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
    R/klien dengan mudah mengungkapkan masalahnya hanya kepada orang yang dipercayainya.
  2. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan pandangan tentang dirinya.
    R/meningkatkan kewaspadaan diri klien dan membantu perawat dalam membuat penyelesaian.
  3. Diskusikan dengan system pendukung klien tentang perlunya menyampaikan nilai dan arti klien bagi mereka.
    R/ penyampaian arti dan nilai klien dari system pendukung membuat klien merasa diterima.
  4. Gali kekuatan dan sumber-sumber yang ada pada klien dan dukung kekuatan tersebut sebagai aspek positif.
    R/ mengidentifikasi kekuatan klien dapat membantu klien berfokus pada karakteristik positif yang mendukung keseluruhan konsep diri.
  5. Libatkan klien pada setiap kegiatan di kelompok
      R/ Memungkinkan menerima stimulus social dan intelektual yang dapat meningkatkan konsep diri klien. ingkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang menstruasi.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder. Oligomenorea dapat juga terjadi pada :
Ø Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS).
Ø Stress dan depresi.
Ø Sakit kronik.
Ø Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia).
Ø Penurunan berat badan berlebihan.
Ø Olahraga berlebihan, misal atlet.
Ø Adanya tumor yang melepaskan estrogen.
Ø Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah menstruasi.
Ø Penggunaan obat-obatan tertentu.




DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan Edisi 2 Cetakan 4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Diakses dari Zumrohhasanah's Blog.htm pada tanggal 18 april 2012 Pukul 11:07.
Diakses dari Chin Blog.htm pada tanggal 18 April 2012 puku 11:15.
elamardiana.blogspot.com/2011_04_01_archive.html

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN “VAGINITIS”



A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
• Nyeri
• Luka
• Perubahan fungsi seksual
3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang
Keluhan Klien menderita infeksi alat kelamin
b. Dahulu
Riwayat keluarga mempunyai penyakit serupa, gangguan reproduksi

B. PEMERIKSAAN FISIK
1.
Pemeriksaan Bagian Luar
-Inspeksi
• Rambut pubis, distribusi, bandingkan sesuai usia perkembangan klien
• Kulit dan area pubis, adakah lesi, eritema, visura, leokoplakia dan eksoria
• Labia mayora, minora, klitoris, meatus uretra terhadap pemebengkakan ulkus, keluaran dan nodul
2. Pemeriksaan Bagian Dalam
-Inspeksi
Serviks: ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, keluaran dan warnanya
-Palpasi
• Raba dinding vagina: Nyeri tekan dan nodula,
• Serviks: posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas dan nyeri tekan
• Uterus: ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas
• Ovarium: ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi dan nyeri tekan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada system reproduksi
Kriteria hasil:
Memperhatikan bahwa nyeri ini ada mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan dan menurunkan nyeri dapat mengidentifikasi dan menurunan sumber-sumber nyeri
Intervensi:
• Berikan pengurang rasa nyeri yang optimal
• Meluruskan kesalahan konsep pada keluarga
• Bicarakan mengenai ketakutan, marah dan rasa frustasi klien
• Berikan privasi selama prosedur tindakan

2. Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual
Kriteria hasil:
Menceritakan masalah mengenai fungsi seksual, mengekspresikan peningkatan kepuasan dengan pola seksual. Melaporkan keinginan untuk melanjutkan aktivitas seksual
Intervensi:
• Kaji riwayat seksual mengenai pola seksual, kepuasan, pengetahuan seksual, masalah seksual
• Identifikasi masalah penghambat untuk memuaskan seksual
• Berikan dorongan bertanya tentang seksual atau fungsi seksual

3. Resiko terhadap infeksi b/d kontak dengan mikroorganisme
Kriteria hasil:
Klien mampu memperlihatkan teknik cuci tangan yang benar, bebas dari proses infeksi nasokomial selama perawatan dan memperlihatkan pengetahuan tentang fakor resiko yang berkaitan dengan infeksi dan melakukan pencegahan yang tepat.

Intervensi:
• Teknik antiseptik untuk membersihan alat genetalia
• Amati terhadap manefestasi kliniks infeksi
• Infomasikan kepada klien dan keluarga mengenai penyebab, resiko-resiko pada kekuatan penularan dari infeksi
• Terafi antimikroba sesuai order dokter

4. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
Kriteria hasil:
Menunjukan pemahaman akan proses penyakit dan prognosis, mampu menunjukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan rasional dari tindakan dan pasien ikut serta dalam program pengobatan
Intervensi:
• Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan
• Berikan informasi mengenai terafi obat-obatan, interaksi, efek samping dan    pentingnya pada program
• Tinjau factor-faktor resiko individual dan bentuk penularan/tempat masuk infeksi
• Tinjau perlunya pribadi dan kebersihan lingkungan.

 


Designed by Berita Update - Belajar SEO dan Blog | Copyright of ARTIKEL KESEHATAN.
 
Copyright © 2012 ARTIKEL KESEHATAN | Design by Christian Tatelu | Download this template here!