BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasanya suatu pola hidup yang tidak
sehat tentunya akan menimbulkan berbagai macam permasalahan kesehatan. Utamanya
bagi sistem kardiovaskuler. Keluhan utama yang sering terjadi pada gangguan
sistem kardiovaskuler ialah nyeri dada, berdebar-debar dan sesak napas. Keluhan
tambahan
lainnya yang mungkin menyertai keluhan utama, ialah perasaan cepat lelah, kemampuan fisik menurun dan badan sering terasa lemas, perasaan seperti mau pingsan (fainting) atau sinkope, kaki rasa berat atau membengkak, perut kembung atau membuncit disertai kencing yang berkurang, kadang-kadang terlihat kebiruan ( cyanotic spells ), batuk atau hemoptisis dengan dahak yang kemerahan, sering berkeringat dingin dan lemas dengan perasaan tidak enak pada perut bagian atas.
lainnya yang mungkin menyertai keluhan utama, ialah perasaan cepat lelah, kemampuan fisik menurun dan badan sering terasa lemas, perasaan seperti mau pingsan (fainting) atau sinkope, kaki rasa berat atau membengkak, perut kembung atau membuncit disertai kencing yang berkurang, kadang-kadang terlihat kebiruan ( cyanotic spells ), batuk atau hemoptisis dengan dahak yang kemerahan, sering berkeringat dingin dan lemas dengan perasaan tidak enak pada perut bagian atas.
Salah satu jenis gangguan pada sistem
kardiovaskuler yang dibahas dalam makalah ini yakni angina pectoris. Angina
pectoris ialah suatu sindrom klinis dimana terjadi sakit dada yang khas, yaitu
seperti tertekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri.
Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu melakukan aktivitas dan segera
menghilang bila pasien beristirahat.
Oleh karena
itu sebagai calon seorang perawat professional diharapkan mampu mengerti serta
melaksanakan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan berdasarkan
etiologi atau faktor-faktor yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Sesuai
dengan konsep yang sudah ada yakni pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.Apakah
pengertian dari Angina Pektoris ?
1.
Ada berapakah jenis Angina Pektoris?
3.
Apa etiologi dari Angina Pektoris?
4.
Bagaimanakah manifestasi klinis dari Angina Pektoris ?
5.
Apa saja pemeriksaan penunjang dari Angina Pektoris ?
6.
Bagaimanakah asuhan keperawatan dari Angina Pektoris ?
1.3 Tujuan
1
Mengerti Pengertian dari Angina Pektoris
2
Menjelaskan Jenis dari Angina Pektoris
3
Menjelaskan Etiologi dari Angina Pektoris
4
Menjelaskan Manifestasi Klinis dari Angina Pektoris
5
Menjelaskan Pemeriksaan Penunjang dari Angina Pektoris
6
Menjelaskan Asuhan Keperawatan dari Angina Pektoris
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Angina pektoris adalah suatu sindroma
kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada di daerah sternum atau di
bawah sternum (substernal) atau dada sebelah kiri yang khas, yaitu seperti
ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri,
kadang-kadang dapat menjalar ke punggung, rahang, leher atau ke lengan kanan.
Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas dan
segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. (Prof. Dr.H.M.Sjaifoellah
Noer,1996).
Sakit dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya
iskemia miokard, karena suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang. Serangan
sakit dada biasanya berlangsung 1 sampai 5 menit, bila sakit dada terus
berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin pasien mendapat serangan infark
miokard akut dan bukan disebabkan angina pektoris biasa. Pada pasien angina
pektoris dapat pula timbul keluhan lain seperti sesak
napas, perasaan kadang-kadang sakit dada
disertai keringat dingin
Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah
retrosternum. (Penuntun Praktik Kardiovaskuler)
2.2 ETIOLOGI
Faktor
penyebab Angina Pektoris antara lain:
1.
Ateriosklerosis
2.
Spasmearterikoroner
3.
Anemia berat
4.
Artritis
5.
Aorta Insufisiensi
2.3 MANIFESTASI KLINIS
Iskemia otot jantung akan memberi nyeri dengan
derajat yang bervariasi, mulai dari rasa tertekan pada dada sampai nyeri hebat
yang disertai dengan rasa takut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat
terasa pada di daerah belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah
(retrosentral). Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri
tersebut dapat menyebar ke leher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.
Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik,
dengan kualitas yang terus menerus. Rasa lemah atau baal di lengan atas,
pergelangan tangan, dan tangan akan menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri
fisik, pasien mungkin akan merasa akan meninggal. Karakteristik utama nyeri
tersebut akan berkurang apabila faktor presipitasinya dihilangkan.
2.4 PATOFISIOLOGI
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada
ketidakadekuatan suplay oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan
lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara
pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal
yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis. Ateriosklerosis
merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban
kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka
artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot
jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit
akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap
peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai
darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya
produksi No (nitrat Oksido yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang
reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos
berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen
karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum
menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila
penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka
suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi
mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium
dan menimbulkan nyeri. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka
suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif
untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan
hilangnya asam laktat nyeri akan reda.
Sejumlah
faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina:
1.
Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen
jantung.
2.
Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan
tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.
3.
Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk
pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah unuk supai jantung.
4.
Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, menyebabkan
frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya
tekanan darah dengan demikian beban kerja jantung juga meningkat.
2.5 TIPE ANGINA
1.
Angina Pektoris Stabil
Disebut
juga angina klasik, terjadi jika arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat berdilatasi untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan oksigen
meningkat. Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktivitas misalnya berolah
raga atau naik tangga.
Ø Berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang
meningkatkan kebutuhan oksigen niokard.
Ø Nyeri
segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.
Ø Durasi
nyeri 3 – 15 menit.
2.
Angina Pektoris Tidak Stabil (Angina pra infark; Angina kresendo)
Adalah
kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal, dijumpai pada individu dengan
perburukan penyakit arteri koroner. Angina ini biasanya menyertai peningkatan
beban kerja jantung. Hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner,
yang ditandai oleh trombus yang tumbuh dan mudah mengalami spasme.
Ø Durasi
serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
Ø Pencetus
dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.
Ø Kurang
responsif terhadap nitrat.
Ø Lebih
sering ditemukan depresisegmen ST.
Ø Dapat
disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit
yang beragregasi.
3.
Angina Prinzmental (Angina Varian: Istrahat)
Angina
yang terjadi karena spasme arteri koronaria. Berhubungan dengan risiko tinggi
terjadinya infark.
Ø Sakit
dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.
Ø Nyeri
disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.
Ø EKG
menunjukkan elevasi segmen ST.
Ø Cenderung
berkembang menjadi infark miokard akut.
Ø Dapat
terjadi aritmia.
4.
Angina Nokturnal
Nyeri
terjadi saat malam hari,biasanya saat tidur dan dapat dikurangi dengan duduk
tegak. Biasanya akibat gagal ventrikel kiri.
5.
Angina Refrakter atau Intraktabel
Angina yang sangat berat sampai tidak tertahankan.
6.
Angina Dekubitus
Angina saat berbaring.
7.
Iskemia tersamar
Terdapat
bukti obyektif iskemia (seperti tes pada stress) tetapi pasien tidak
menunjukkan gejala.
2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
•
Elektrokardiogram
Gambaran
elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat dan bukan pada waktu
serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan
bahwa pasien pernah mendapat infark miokard pada masa lampau. Kadang-kadang EKG
menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina.
Kadang-kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak
khas. Pada waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST
dan gelombang T menjadi negatif.
•
Foto Rontgen Dada
Foto
rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang normal, tetapi pada
pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar dan kadang-kadang tampak
adanya kalsifikasi arkus aorta.
•
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan
laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pectoris. Walaupun
demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark miokard jantung akut maka sering
dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau LDH. Enzim tersebut akan meninggi
pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal.
Pemeriksaan lipid darah seperti kadar kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida
perlu dilakukan untuk menemukan faktor resiko seperti hiperlipidemia dan
pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk menemukan diabetes mellitus yang
juga merupakan faktor risiko bagi pasien angina pectoris.
•
Uji Latihan Jasmani
Karena
pada angina pectoris gambaran EKG seringkali masih normal, maka seringkali
perlu dibuat suatu ujian jasmani. Pada uji jasmani tersebut dibuat EKG pada
waktu istirahat lalu pasien disuruh melakukan latihan dengan alat treadmill
atau sepeda ergometer sampai pasien mencapai kecepatan jantung maksimal atau
submaksimal dan selama latihan EKG di monitor demikian pula setelah selesai EKG
terus di monitor. Tes dianggap positif bila didapatkan depresi segmen ST
sebesar 1 mm atau lebih pada waktu latihan atau sesudahnya. Lebih-lebih bila
disamping depresi segmen ST juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu
serangan, maka kemungkinan besar pasien memang menderita angina pectoris.
Di
tempat yang tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat dilakukan
dengan cara Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan dilakukan
pemeriksaan EKG sebelum dan sesudah melakukan latihan tersebut.
•
Thallium Exercise Myocardial Imaging
Pemeriksaan
ini dilakukan bersama-sama ujian latihan jasmani dan dapat menambah sensifitas
dan spesifitas uji latihan.thallium 201 disuntikkan secara intravena pada
puncak latihan, kemudian dilakukan pemeriksaan scanning jantung segera setelah
latihan dihentikan dan diulang kembali setelah pasien sehat dan kembali normal.
Bila ada iskemia maka akan tampak cold spot pada daerah yang yang menderita
iskemia pada waktu latihan dan menjadi normal setelah pasien istirahat.
Pemeriksaan ini juga menunjukkan bagian otot jantung yang menderita iskemia.
2.7 TERAPI FARMAKOLOGI
Nitrogliserin.
Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk menangani angina pektoris.
Nitrogengliserin diberikan untuk menurunkan konsumsi jantung yang akan
mengurangi iskemia dan mengurangi nyeri angina.
Nitrogliserin
adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik vena maupun arteria
sehingga mempengaruhi sirkulasi parifer dengan pelebaran vena terjadi
penggumpalan darah vena di seluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang
kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat
juga melepaskan arteriol sistemik dan menyebabkan penurunan tekanan darah
(penurunan afterload). Semua itu berakibat pada penurunan oksigen pada jantung,
menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara suplay dan kebutuhan.
Efek
samping nitrogliserin meliputi sakit kepala berdenyut, hipertensi, dan
takikardi. Penggunaan preparat nitrat long-acting masih diperdebatkan. Isrobid
dinitrat (isordil) tampaknya efeksamping 2 jam bila digunakan di bawah lidah,
tapi efeknya tidak jelas bila diminum peroral.
Salep
Nitrogliserin Topikal. Nitrogliserin juga tersedia dalam bentuk
Lnilin-petrolatum. Bentuk ini dioleskan di kulit sebagai perlindungan terhadap
nyeri angina dan mengurangi nyeri. Bentuk ini sangat berguna bila digunakan
pada pasien yang mengalami angina pada malam hari atau yang menjalankan
aktivitas dalam waktu yang cukup lama (misal main golf) karena mempunyai efek
jangka panjang sampai 24 jam. Biasanya dosis ditingkatkan sampai sakit kepala
atau efek berat terhadap tekanan darah atau tekanan jantung, kemudian diturunka
sampai dosis tertinggi yang tidak menimbulkan efek samping tersebut. Cara
pemakaian salep biasanya dilampirkan pada kemasan. Pasien diingatkan untuk
mengganti tempat yang akan dioleskan salep untuk mencegah iritasi kulit.
2.8 PENATALAKSANAAN
Tujuan
penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung
dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui
terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor risiko. Secara bedah tujuan ini
dapat dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas
arteri koroner atau angiosplasti koroner transluminar perkutan (PCTA =
percutaneous transluminal coronary angioplasty). Biasanya diterapkan kombinasi
antara terapi medis dan pembedahan.
Tiga
teknik utama yang menawarkan penyembuhan bagi klien dengan penyakit arteri
koroner mencakup penggunaan alat intrakoroner untuk meningkatkan aliran darah,
penggunaan laser untuk menguapkan plak dan endarterektomi koroner perkutan
untuk mengangkat obstruksi. Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil
akhir yang dicapai oleh salah satu atau seluruh teknik di atas, melalui bedah
pintas koroner dan PTCA sedang dilakukan. Ilmu pengetahuan terus dikembangkan
untuk mengurangi gejala dan kemunduran proses angina yang diderita pasien.
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
Asuhan
Keperawatan pada Pasien dengan Angina Pektoris
3.1 Pengkajian
Perawat
mengumpulkan informasi tentang seluruh segi aktivitas pasien, terutama mereka
yang ditemukan beresiko mengalami serangan jantung atau nyeri angina.
Pertanyaan yang sesuai mencakup:
Ø Kapan
cenderung terjadi serangan? Setelah makan? Setelah melakukan aktivitas tertentu?
Setelah melakukan aktivitas secara umum? Setelah mengunjungi anggota keluarga
atau teman-teman?
Ø Bagaimana
pasien menggambarkan nyerinya?
Ø Apakah
awitan nyeri mendadak atau bertahap?
Ø Bagaimana
hal itu terjadi dalam berapa detik? Menit? Jam?
Ø Apakah
kualitas nyeri menetap atau terus-menerus?
Ø Apakah
rasa nyaman disertai dengan gejala seperti perspirasi yang berlebihan, sedikit
sakit kepala, mual, palpitasi dan napas pendek?
Ø Berapa
menit nyeri berlangsung setelah minum notrogliserin?
Ø Bagaimana
nyeri berkurang ?
3.2 Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan
pada data pengkajian, diagnosa keperawatan utama untuk klien ini mencakup yang
berikut:
Ø Nyeri
berhubungan dengan iskemia miokardium
Ø Cemas
berhubungan dengan rasa takut akan kematian
Ø Kurang
pengetahuan tentang sifat dasar penyakit dan metode untuk menghindari
komplikasi
Ø Potensial
terjadi ketidakpatuhan terhadap terapuitik berhubuangan dengan tidak mau
menerima perubahan pola hidup yang sesuai.
Ø Intoleransi
aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung.
3.3 Intervensi dan Implementasi
Tujuan
utama mencakup mencegah nyeri, mengurangi cemas, menghindari salah paham
terhadap sifat dasar penyakit dan perawatan yang diberika, mematuhi program
perawatan diri dan mencegah komplikasi.
1.
Nyeri berhubungan dengan iskemia
miokardium
Intervensi :
Ø Kaji
gambaran dan faktor-faktor yang memperburuk nyeri.
Ø Letakkan
klien pada istirahat total selama episode angina (24-30 jam pertama) dengan
posisi semi fowler.
Ø Observasi
tanda vital tiap 5 menit setiap serangan angina.
Ø Ciptakanlingkunan
yang tenang, batasi pengunjung bila perlu.
Ø Berikan
makanan lembut dan biarkan klien istirahat 1 jam setelah makan.
Ø Tinggal
dengan klien yang mengalami nyeri atau tampak cemas.
Ø Ajarkan
tehnik distraksi dan relaksasi.
Ø Kolaborasi
pengobatan.
2.
Cemas berhubungan dengan rasa takut akan
kematian
Intervensi :
Ø Jelaskan
semua prosedur tindakan.
Ø Tingkatkan
ekspresi perasaan dan takut.
Ø Dorong
keluarga dan teman utnuk menganggap klien seperti sebelumnya.
Ø Beritahu
klien program medis yang telah dibuat untuk menurunkan/membatasi serangan akan
datang dan meningkatkan stabilitas jantung.
Ø Kolaborasi.
3.
Kurang pengetahuan tentang sifat dasar
penyakit dan metode untuk menghindari komplikasi
Intervensi :
Ø Tekankan
perlunya mencegah serangan angina.
Ø Dorong
untuk menghindari faktor/situasi yang sebagai pencetus episode angina.
Ø Kaji
pentingnya kontrol berat badan, menghentikan kebiasaan merokok, perubahan diet
dan olah raga.
Ø Tunjukkan/
dorong klien untuk memantau nadi sendiri selama aktifitas, hindari tegangan.
Ø Diskusikan
langkah yang diambil bila terjadi serangan angina.
Ø Dorong
klien untuk mengikuti program yang telah ditentukan.
4.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
berkurangnya curah jantung.
Intervensi :
Ø Pertahankan
tirah baring pada posisi yang nyaman.
Ø Berikan
periode istirahat adekuat, bantu dalam pemenuhan aktifitas perawatan diri
sesuai indikasi.
Ø Catat
warna kulit dan kualittas nadi.
Ø Tingkatkan
katifitas klien secara teratur.
Ø Pantau
EKG dengan sering.
Intervensi
keperawatan
Pencegahan Nyeri. Pasien harus memahami gejala
kompleks dan harus menghindrari aktivitas yang diketahui akan menyebabkan nyeri
angina seperti latihan mendadak, pajanan terhadap dingin, dan kegembiraan
emosional.belajar untuk merubah, menyesuaikan dan beradaptasi terhadap stres
tersebut amatlah penting.
Bagi pasien yang serangannya terutama terjadi pada
pagi hari, perlu dilakukan pembuatan jadwal kegiatan sehari-hari. Idealnya
kegiatan tidak dilakukan terburu-buru in dilakukan sepanjang hari, sehingga
semua tugas dan perjanjian yang direncanakan dapat dijalankan tanpa rasa
tertekan dan terburu-buru.
Mengurangi Kecemasan. Pasien-pasien ini biasanya
mempunyai rasa takut akan kematian. Untuk pasien rawat inap, asuhan keperawatan
direncanakan sedemikian rupa sehingga waktu dimana ia jauh dari tempat tidur
diusahakan seminimal mungkin, karena perasaan takut akan meninggal tersebut
sering dapat dikurangi dengan adanya kehadiran fisik orang lain.pasien rawat
jalan harus diberikan informasi mengenai penyakitnya dan penjelasan mengenai
pentingnya mematuhi petunjuk yang telah diberikan.
Penyuluhan Pasien dan Pendekatan Asuhan di Rumah.
Program penyuluhan untuk pasien dengan angina dirancang untuk menjelaskan sifat
dasar penyakit dan menunjukan data yang diperlukan untuk mengatur kembali
kebiasaan hidup untuk mencapai tujuan sebagai berikut: mengurangi frekuensi dan
beratnya serangan angina, memperlambat perkembangan penyakit yang mendasarinya,
bila mungkin memberikan perlindungan dari komplikasi lain.
3.4 Evaluasi
Hasil
yang diharapkan :
1.
Bebas dari nyeri.
2.
Menunjukkan penurunan kecemasan
a. Memahami
penyakit dan tujuan perawatannya.
b. Mematuhi semua aturan medis.
c.
Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya
berubah.
d. Menghindari tinggal sendiri saat terjadinya episode
nyeri.
3.
Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukkan tanda-tanda bebas dari
komplikasi
a. Menjelaskan proses terjadinya angina
b. Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi
c. EKG dan kadar enzim jantung normal
d. Bebas dari tanda dan gejala infark miokardium
akut
4.
Mematuhi program perawatan diri
a. Menunjukkan pemahaman mengenai terapi farmakologi
b. Kebiasaan sehari-hari mencerminkan penyesuaian
gaya hidup.
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
- Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dadadi dearah sternum atau di bawah sternum (substernal) atau dada sebelah kiri yang khas, yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri, kadang-kadang dapat menjalar ke punggung, rahang, leher atau ke lengan kanan. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. (Prof. Dr.H.M.Sjaifoellah Noer,1996).
2. Faktor penyebab Angina Pektoris antara lain:
a.
Ateriosklerosis
b. Spasmearterikoroner
c. Anemia berat
d. Artritis
e. Aorta Insufisiensi
3. Tipe Angina
a. Angina pektoris stabil
b. Angina Pektoris Tidak Stabil (Angina pra infark;
Angina kresendo)
c. Angina Prinzmental (Angina Varian: Istrahat)
d. Angina Nokturnal
e. Angina Refrakter atau Intraktabel
f. Angina Dekubitus
g. Iskemia tersamar
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Elektrokardiogram
b. Foto Rontgen Dada
c. Pemeriksaan Laboratorium
d. Uji Latihan Jasmani
e. Thallium Exercise Myocardial Imaging
5. Diagnosa yang dapat ditemukan, antara lain:
a.
Nyeri berhubungan dengan iskemia
miokardium
b.
Cemas berhubungan dengan rasa takut akan
kematian
c.
Kurang pengetahuan tentang sifat dasar
penyakit dan metode untuk menghindari komplikasi
d.
Potensial terjadi ketidakpatuhan
terhadap terapuitik berhubuangan dengan tidak mau menerima perubahan pola hidup
yang sesuai.
e.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
berkurangnya curah jantung.
DAFTAR
PUSTAKA
Noer,
H.M Sjaifoellah.1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Angina_pektoris
http://blog.ilmukeperawatan.com/mengenal-angina-pektoris.html
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/radiology/1936688-angina-pektoris/
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/147_05PenyakitJantungKoroner.pdf/147_05PenyakitJantungKoroner.html
http://oktavie.wordpress.com/2010/02/14/angina-pektoris/
http://ifan050285.wordpress.com/2010/03/16/angina-pektoris-tidak-stabil/
smeltear
,C.suzanne dan Brenda G.Bare.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta:EGC
Komentar :
Posting Komentar