KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia yang telah
diberikanNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Oligomenorea” ini tanpa adanya hambatan yang berarti.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan
makalah ini, tidak lepas dari bimbingan pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada : dosen pembimbing KMB kami serta teman-teman
yang telah memberikan motivasi dan juga bimbingan kepada penulis dalam menyusun
makalah ini.
Tiada gading yang tak retak, begitu pula
dengan makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan pelajaran
penulis. Terima kasih penulis ucapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Mataram,
21 April 2012
PENULIS
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................... 1
Daftar Isi................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 3
A. Latar Belakang................................................................................................. 3
B. Tujuan.............................................................................................................. 3
BAB II Pembahasan............................................................................................. 4
A. Pengertian......................................................................................................... 4
B. Etiologi.............................................................................................................. 5
C. manifestasi klinik.............................................................................................. 6
D.
Komplikasi.........................................................................................................7
E. Konsep
asuhan keperawatan pada pasien Oligomenorea...................…………8
BAB III PENUTUP............................................................................................ 11
A. Kesimpulan..................................................................................................... 11
Daftar Pustaka..................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Menstruasi atau
haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan
sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi
dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung
anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas
ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada
berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh
relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan
sampai wanita mencapai usia 45 - 50 tahun, sekali lagi tergantung pada
kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk
bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan
seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun
berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu
wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke
bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan
nutrisi wanita tersebut.
Menstruasi merupakan bagian
dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk
kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi
hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, dan
indung telur. Pada permulaan
daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan
sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil.
Hormon memberi sinyal pada telur di dalam indung telur untuk mulai berkembang.
Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai
bergerak menuju tuba Falopii terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh
sperma pada saat berhubungan intim (atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim
akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan
melalui vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi
(atau mens, atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang
wanita menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu,
menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa
seorang wanita sedang hamil. Kehamilan dapat di konfirmasi dengan
pemeriksaan darah sederhana.
B. TUJUAN
1. Untuk
mengetahui proses terjadinya oligomenorea.
2. Untuk
mengetahui jalannya suatu proses asuhan keperawatan tentang oligomenorea.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
a. Oligomenorea
merupakan suatu kondisi dimana siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari
(nomal: 25-35 hari). Apabila panjangnya siklus lebih dari tiga bulan, hal itu
sudah dinamakan amenorea. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang.
b. Oligomenorea
merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari,
sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan
mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika
berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka
kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.
2. PENYEBAB/
ETIOLOGI
Oligomenore biasanya berhubungan
dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan kelainan endokrin seperti
kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistemik
seperti kehilangan berat badan berlebih.
Oligomenore sering terdapat pada
wanita astenis. Dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium
polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari
kadara pada wanita normal.
Oligomenore dapat juga terjadi pada
stress fisik dan emosional, penyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen
dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat juga disebabkan ketidakseimbangan
hormonal seperti pada awal pubertas.
Oligomenore yang menetap dapat
terjadi akibat perpanjangan stadium folikular, perpanjangan stadium luteal,
ataupun perpanjang kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba memanjang maka
dapat disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit. Disamping itu,
oligomenorea dapat juga terjadi pada :
Ø Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik
Ovarium (PCOS).
Ø Stress
dan depresi.
Ø Sakit
kronik.
Ø Pasien
dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia).
Ø Penurunan
berat badan berlebihan.
Ø Olahraga
berlebihan, misal atlet.
Ø Adanya tumor yang melepaskan estrogen.
Ø Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang
menghambat pengeluaran darah menstruasi.
Ø Penggunaan
obat-obatan tertentu.
Umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah,
namun pada beberapa kasus oligomenorea dapat menyebabkan gangguan kesuburan.
Pemeriksaan ke dokter kandungan harus segera dilakukan ketika oligomenorea
sudah berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.
3.
GEJALA/ MANIFESTASI KLINIK
Ø
Periode siklus menstruasi yang lebih
dari 35 hari sekali, dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun.
Ø Haid
yang tidak teratur dengan jumlah yang tidak tentu. Pada beberapa wanita yang
mengalami oligomenore terkadang juga mengalami kesulitan untuk
hamil.
Ø Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab,
wanita tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit
kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami
kanker uterus.
4.
KOMPLIKASI
Komplikasi
yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan stress emosional pada
penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut.
Prognosa akan buruk bila oligomenore mengarah pada infertilitas atau tanda dari
keganasan.
5. PATOFISIOLOGI
Oligomenorea
biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya
siklus menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga menstruasi menjadi lebih
jarang terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid
pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea
yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena
kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal
terjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga
timbul gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh.
Oligomenorea dan amenorea
sering kali mempunyai dasar yang sama, perbedaannya terletak dalam tingkat.
Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan
fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulatoar dengan masa
proliferasi lebih panjang dari biasanya
Oligomenore yang terjadi pada remaja, seringkali disebabkan karena kurangnya
sinkronisasi antara hipotalamus, kelenjar pituari & indung telur.
Hipotalamus merupakan bagian otak yang mengatur suhu tubuh, metabolisme sel
& fungsi dasar seperti makan, tidur & reproduksi. Hipotalamus mengatur
pengeluaran hormon yang mengatur kelenjar pituari. Kemudian kelenjar pituari
akan merangsang produksi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan & reproduksi.
Pada awal & akhir masa reproduksi wanita, beberapa hormon tersebut dapat
menjadi kurang tersinkronisasi, sehingga akan menyebabkan terjadinya haid yang
tidak teratur.
Pada PCOS (polycystic ovary
syndrome), oligomenore dapat disebabkan oleh kadar hormon wanita & hormon
pria yang tidak sesuai. Hormon pria diproduksi dalam jumlah yang kecil oleh
setiap wanita, tetapi pada wanita yang mengalami PCOS, kadar hormon pria
tersebut (androgen) lebih tinggi dibandingkan pada wanita lain. Pada atlet
wanita, model, aktris, penari ataupun yang mengalami anorexia nervosa,
oligomenore terjadi karena rasio antara lemak tubuh dengan berat badan turun
sangat jauh.
6.
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN OLIGOMENORE
A. Pengkajian
Data dasar
Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara anamnesa,
pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang
Data pasien :
Identitas pasien, usia, status perkawinan, pekerjaan jumlah anak, agama,
alamat jenis kelamin dan pendidikan terakhir.
Keluhan utama : pasien
biasanya datang dengan keluhan periode siklus menstruasi yang lebih dari 35
hari sekali, haid yang tidak teratur dengan jumlah yang tidak tentu.
B. Diagnosa keperawatan
1. Kurang
pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan terapinya berhubungan dengan kurang
informasi.
2. Resiko/actual
gangguan citra tubuh berhubungan
dengan adanya gangguan menstruasi.
C. Intervensi Keperawatan
1.
Kurang
pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan terapinya berhubungan dengan kurang
informasi.
Tujuan : setelah diberikan penyuluhan klien akan mengetahui
tentang gangguan menstruasi
Kriteria evaluasi: klien menyebutkan jenis gangguan menstruasi,
penyebab, gejalanya, serta penanganannya, menjelaskan menstruasi yang normal.
Intervensi:
a. Kaji
tingkat pengetahuan klien mengenai menstruasi yang normal, jenis gangguan
menstruasi,penyebab, gejala dan penanganannya.
R/mengidentifikasi luasnya masalah klien dan perlunya intervensi.
b. Jelaskan
mengenai siklus menstruasi yang normal, jenis gangguan menstruasi, penyebab,
gejala, dan penanganannya.
R/dengan memiliki pengetahuan tentang menstruasi klien dapat meningkatkan
toleransi terhadap nyeri dan dapat mencari jalan keluar untuk masalah gangguan
menstruasinya.
c.
Beri
kesempatan klien untuk bertanya.
2.
Resiko/actual
gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya gangguan menstruasi.
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan …..x 24 citra diri klien
akan meningkat.
Kriteria evaluasi: klien mengatakan tidak malu, merasa berguna, penampilan
klien rapi, menerima apa yang sedang terjadi.
Intervensi:
- Bina
hubungan saling percaya dengan klien
R/klien dengan mudah mengungkapkan masalahnya hanya kepada orang yang
dipercayainya.
- Dorong
klien untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan pandangan tentang
dirinya.
R/meningkatkan kewaspadaan diri klien dan membantu perawat dalam membuat
penyelesaian.
- Diskusikan dengan system pendukung klien tentang
perlunya menyampaikan nilai dan arti klien bagi mereka.
R/ penyampaian arti dan nilai klien dari system pendukung membuat klien
merasa diterima.
- Gali kekuatan dan sumber-sumber yang ada pada klien
dan dukung kekuatan tersebut sebagai aspek positif.
R/ mengidentifikasi kekuatan klien dapat membantu klien berfokus pada
karakteristik positif yang mendukung keseluruhan konsep diri.
- Libatkan klien pada setiap kegiatan di kelompok
R/ Memungkinkan menerima stimulus social dan intelektual yang dapat
meningkatkan konsep diri klien. ingkatkan pemahaman yang lebih dalam
tentang menstruasi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Oligomenorea
merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari,
sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan
mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika
berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka
kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder. Oligomenorea dapat juga
terjadi pada :
Ø Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik
Ovarium (PCOS).
Ø Stress
dan depresi.
Ø Sakit
kronik.
Ø Pasien
dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia).
Ø Penurunan
berat badan berlebihan.
Ø Olahraga
berlebihan, misal atlet.
Ø Adanya tumor yang melepaskan estrogen.
Ø Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang
menghambat pengeluaran darah menstruasi.
Ø Penggunaan
obat-obatan tertentu.
DAFTAR
PUSTAKA
Prawirohardjo
Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan Edisi 2 Cetakan 4. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.
Diakses
dari Zumrohhasanah's Blog.htm pada tanggal 18 april 2012 Pukul 11:07.
Diakses
dari Chin Blog.htm pada tanggal 18 April 2012 puku 11:15.
elamardiana.blogspot.com/2011_04_01_archive.html