LANDASAN TEORI
1.
Pengertian
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru
lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur saat bayi baru lahir atau
beberapa saat sesudah lahir. (buku APN 2007).
2. Penyebab
Perkembangan paru-paru neonates terkadi pada
menit pertama kelahiran dan kemudian di susul dengan pernapasan teratur,bila
terjadi gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 dari ibu ke janin akan
terjadi asfiksia janin atau neonates (towel,1996).kondisi tertentu pada ibu
hamil juga dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga
pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia bayi dalam rahim di
tunjukkan dengan gawat janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru
lahir (APN 2007).
Penyebab kegagalan pernapasan pada bayi :
1.
Faktor ibu
ü Preeklamsia dan Eklamsia
ü Perdarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta ).
ü Partus lama atau partus macet
ü Demam selama persalinan
ü Infeksi berat (malaria,sifilis,TBC,HIV)
ü Kehamilan lewat waktu (Serotinus).
2.
Faktor tali pusat
ü Lilitan tali pusat
ü Tali pusat pendek
ü Simpul tali pusat
ü Prolapsus tali pusat
3.
Faktor janin
ü Premature
ü Persalinan dengan tindakan
(sungsang,gemeli,distosia bahu,ekstraksi vakum,ekstraksi forcep)
ü Kelainan bawaan (congenital)
ü Air ketuban bercampur dengan mekonium
Penolong persalinan harus mengetahui factor-faktor resiko berpotensi
untuk menumbuhkan asfiksia.apabila di temukan adanya faktor resiko tersebut
maka hal itu harus dibicarakan dengan ibu dan keluarga tentang kemungkinan
perlunya tindakan resusitasi.akan tetapi ada kalanya factor resiko menjadi
sulit dikenali atau 9sepengetahuan penolong )tidak dijumpai tetapi asfiksia
tetap terjadi.oleh karena itu penolong harus selalu siap melakukan resusitasi
bayi pada setiap pertolongsn persalinan.
4.
Perubahan patofisiologi dan gangguan klinik
Pernafasan
spontan bayi baru lahir bergantung pada kondisi janin pada masa kehamilan dan
persalinan.proses kelahiran sendiri selalu menimbulkanasfiksia ringan yang
bersifat sementara pada bayi.proses ini di anggap sangat perlu untuk merangsang
kemoreseptor pusat pernapasan agar terjadi “primary
Gasping” yang kemudian akan berlanjut dengan pernapasan teratur
(James,1958).
Sifat
asfiksia ini tidak mempunyai pengaruh buruk karena reaksi adaptasi bayi dapt
mengatasinya.bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen
selama kehamilan atau persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat.keadaan
ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan
kematian.
Asfiksia
yang terjadi dimulai dengan satu periode apnu di sertai dengan penurunan
frekuensi jantung,selanjutnya bayi akan diikuti pernafasan teratur.pada
penderita asfiksia berat usaha bernafas ini tidak nampak dan bayi selanjutnya
berada pada periode kedua.pada tingkat ini di samping adanya perubahan klinis
akan terjadi pula gangguan metabolisme dan pengaruh asam basa pada tubuh bayi.
Tindakan-tindakan yang dilakukan pada bayi
dapat di bagi dalam 2 golongan :
1.
Tindakan umum
Tindakan ini
dilakukan pada setiap bayi tnanpa memandang nilai APGAR yaitu segera setelah
bayi lahir,
ü di usahakan agar bayi mendapatkan pemanasan yang baik.harus dicegah
atau di kurangi kehilangan panas dari tubuhnya yaitu bias dengan pemanasan luar
dengan sinar lampu dan untuk mengeringkan tubuh bayi mengurangi evaporasi.
ü Bayi diletakkan dengan kepala lebih rendah
ü Penghisapan saluran pernapasan bagian atas
ü Bila bayi belum memperlihatkan usaha
bernapas lakukan rangsangan nyeri dengan dengan menyentil kedua telapak kaki .
2. Tindakan khusus
Tindakan
ini dilakukan setelah tindakan umum diselenggarakan tanpa hasil.prosedur yang
dilakukan sesuai dengan berat atau ringannya asfiksia yang timbul pada
bayi,yang dinyatakan oleh tinggi rendahnya nilai APGAR.
·
Klasifikasi asfiksia
1. Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3)
Resusitasi aktif dalam
keadaan ini harus segera dilakukan, langkah utama ialah memperbaiki ventilasi
paru-paru dngan memberikan O2 secara tekanan langsung dan berulang-ulang.bila setelah beberapa waktu pernapasan spontan tidak timbul dan
frekuensi jantung menurun (<100/menit) maka pemberian obat-obatan lain serta
masasse jantung sebaiknya segera dilakukan.masasse jantung dikerjakan dengan
melakukan penekanan di atas tulang dada secara teratur 80-100x/menit.
2.
Asfiksia sedang (nilai APGAR
4-6)
Di sini dapat dicoba
dengan melakukan rangsangan untuk menimbulkan reflek pernapasan,hal ini dapat
dikerjakan selama 30-60 detik setelah penilaian menurut APGAR 1 menit.
·
Komplikasi
yang dapat terjadi pada bayi asfiksia adalah kerusakan pada otak.
¨ TINDAKAN RESUSITASI
Langkah awal asuahn bayi baru lahir dengan BBLR
adalah :
Langkah awal perlu dilakukan secara cepat (dalam
waktu 30 detik),secar umum 6 langkah awal dibawah ini cukup untuk mernagsang
bayi baru lahir untuk bernapas spontan dan teratur.adapun langkah awal
RESUSITASI adalah sbb :
1.
Jaga bayi tetap hangat
·
letakkan
bayi diatas kain yang ada di atas perut ibu atau dekat dengan perineum.
·
selimuti bayi dengan kain tersebut,potong tali
pusat.
·
pindahkan
bayi ke atas kain ketempat resusitasi
2.
Atur posisi bayi
·
Baringkan
bayi terlentang dengan kepala didekat penolong.ganjal bahu agar kepala sedikit
Ekstensi.
3.
Isap lendir
Gunakan alat penghisap lender DeLee atau Bola
karet.
Ø
Pertama,isap
lendir di dalam mulut,kemudianbaru isap lender di hidung.
Ø
Hisap
lender sambil menarik keluar penghisap (bukan pada saat memasukan).
Ø
Bila
menggunakan penghisap lender DeLee,jangan memasukan ujung penghisap terlalu
dalam (lebih dari 5cm kea lam mulut atau lebih dari 3cm ke dalm hidung) karena
dapat menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau henti napas bayi
4.
Keringkan dan rangsang taktil
Ø Keringkan
bayi mulai dari muka,kepala dan bagisn tubuh lainnya dengan sedikit
tekanan.Rangsangan ini dapat memulai pernapasan bayi atau bernapas lebih baik.
Ø Lakukan
rangsangan taktil dengan menepuk atau menyentil telapak kaki dan menggosok
punggung,perut,dada,atau tungkai bayi dengan telapak tangan.
5. Reposisi atau atur kembali posisi kepala
dan selimut bayi.
Ø
Ganti
kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang baru (disiapkan).
Ø
Selimiti
bayi dengan kain tersebut,jangan tutupi bagian muka dan dada agar pemantauan
pernapasan bayi dapat diteruskan.
Ø Atur
kembali posisi terbaik kepala bayi (sedikit ekstensi).
6. Penilaian apakah bayi menangis atau
bernapas spontan dan teratur.
Ø
Lakukan
penilaian bayi apakah bayi bernapas normal,megap-megap,atau tidak bernapas.
Ø
bila
bayi bernapas normal berikan pada ibunya :
Letakkan bayi di atas dada ibu dan selimuti
keduanya untuk menjaga kehangatan tubuh bayi melalui persentuhan kulit
ibu-bayi.
Ø
Bila
bayi tak bernapas atau megap-megap segera lakukan tindakan fentilasi.
VENTILASI TEKANAN POSITIF (VTP)
1)
Pemasangan
sungkup
Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan
hidung bayi.
2)
Ventilasi
percobaan (2 kali)
·
Lakukan tiupan udara dengan tekanan 30 cm
air
Tiupan awal sangat penting untuk membuka alveoli
paru agar bayi bisa mulai bernapasdan sekaligus menguji apakh jalan napaas
terbuka atau bebas.
·
Lihat
apakah dada bayi mengembang
o
Bila
tidak mengembang,periksa posisi kepala,pastikan posisinya sudah benar,
o
Periksa
pemasangan sungkup dan pastikan tidak terjadi kebocoran
o
Periksa
ulang apakah jalan napas tersumbat cairan atau lendir (isap kembali) dan bila
dada mengembang,lakukan tahap
berikutnya.
3) Ventiulasi definitive (20 kali dalam 30 detik).
Ø
Lakukan
tiupan dengan tekanan 20 cm air,20 kali dalam 30 detik.
Ø
Pastikan
udara masuk (dada mengembang) dalam 30 detik tinddakan.
4)
Lakukan
penilaian bayi
·
Bila
bayi sudah bernapas normal,hentikan ventilasi dan pantau bayi.bayi diberikan asuhan pasca resusitasi.
·
Bila
bayi belum bernapas atau megap-megap :
Ø
lanjutkan
ventilasi dengan tekanan 20 cm ai,20x untuk 30 detik berikutnya,
Ø
Engevaluasi
hasil ventilaasi setiap 30 detik.
Ø
Lakukan
penilaian bayi apakah bernapas,tidak bernapas atau megap-megap.bila bayi sudah
mulai bernapas normal,hentikan ventilasi dan pantau bayi dengan seksama,berikan
asuhan pasca resusitas.tetapi bila bayi tidak bernapas atau megap-mega,teruskan
ventilasi dengan tekanan 20 cm air,20xuntuk 30 detik berikutnya and nilai
hasilnya setiap 30 detik.
Siapkan Rujukan bila bayi belum bernapas normal sesudah 2 menit di
ventilasi :
-
Minta keluarga membantu persiapan rujukan
- Teruskan resusitasi sementara persiapan rujukan dilakukan.
Bila bayi tidak bisa di rujuk :
-
Lanjutkan ventilasi sampai 20 menit
-
Pertimbangkan untuk menghentikan tindakan resusitasi jika setelah 2 menit upay ventilasi tidak
berhasil.
Bayi yang tidak bernapas normal selama 20 menit diresusitasi akan mengalami
kerusakan pada otak sehingga bayi akan menderita kecacatan yang berta atau
meninggal.
ASUHAN PASCA RESUSITASI
Asuhan pasca resusitasi diberikan sesuai dengan
keadaan bayi setelah menerima tindakan resusitas.Asuhan pasca resusitasi
dilakukan pada keadaan :
·
Resusitasi
berhasil : bayi menangis dan bernapas normal sesudah langkah awal atau sesudah
ventilasi.perlu pemantauan dan dukungan.
·
Resusitasi
tidak atau kurang berhasil,bayi perlu rujukan yaitu sesudah ventilasi 2 menit
belum bernapas atau bayi sudah bernapas tetapi masih megap-megap atau pada
pemantauan ternyata kondisinya makin memburuk.
·
Resusitasi
gagal setelah 20 menit di ventilasi,bayi gagal bernapas.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “S”
DENGAN ASFIKSIA BERAT
DI RUANG NICU RSUP NTB
TANGGAL 24 – 26 JUNI 2009
Data Subjektif ( S )
HARI PERTAMA : Tgl 24 Juni 2009
·
Identitas
Nama bayi : Bayi Ny.”S”
Usia : 1 hari
Anak ke : 1 (Satu)
Jenis Kelamin : Laki-laki ( ♂)
No RM :
Nama Ibu : Ny.”S” Nama Bapak :
Tn.”S”
Umur : 25 tahun Umur : 30 tahun
Suku : Sasak Suku : Sasak
Agama : Islam Agama :
Islam
Pendidikan : TTSD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :
Buruh
Alamat : Kebonfalo - Lembar
·
Riwayat
perjalanan penyakit
Bayi lahir tgl 23 – 06 – 2009,
Pukul : 23.30 wita, lahir secara SC di Ruang OK RSUP NTB dengan indikasi tindakan
partus kasep. Bayi masuk ke NICU tgl 24 – 06 – 2009, Pukul : 00.05 wita dengan
tangis merintih, nafas berat, ada retraksi, hipotermi (+),cyanosis (+), dengan
A-S : 3 – 5.
·
Riwayat
kehamilan sekarang
Ibu mengatakan hamil pertama,
umur kehamilan 9 bulan (40-41 minggu), HPHT 10-09-2008, HTP 17-06-2009, ANC
teratur di polindes, TT 2 kali (lengkap).
·
Riwayat
persalinan
Bayi lahir tgl 23 – 06 – 2009,
Pukul : 23.30 wita, lahir secara SC di Ruang OK RSUP NTB ditolong dokter
spesialis, dengan indikasi : partus kasep, BBL 3100 gram, PB 45 cm, LILA 11 cm,
Lika 34 cm, A-S : 3-5, jenis kelamin laki-laki ( ♂ ).
·
Riwayat
post natal
Bayi lahir dengan asfeksia berat,
sesuai masa kehamilan A-S : 3-5, tangis merintih, nafas berat, ada retraksi,
hipotermi (+),cyanosis (+).
OBYEKTIF ( O )
a)
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum bayi : Lemah
Tanda Vital:
¨
Laju Nafas :
32 x/menit
¨
Laju Jantung :
142 x/menit
Berat Badan : 3100
gram
Panjang Badan : 45 cm
Lila/Lika : 11
cm/34cm
b)
Pemeriksaan Fisik
1)
Kepala :
Bersih, distribusi
rambut merata, tidak ada luka/lesi, terdapat sutura, tidak ada molase, benjolan
(-), caput sucsedaneum (-), fontanel mayor : teraba lunak, berdenyut,
batasnya tegas, datar dan tidak menonjol/cekung. sutura sagitalis : teraba tepat/rapat dan tidak
terpisah/menjauh. Lika : 34 cm
2)
Telinga
Simetris, bersih, tidak ada
luka, daya pegas daun telinga kembali cepat, pina melengkung dengan sempurna.
3)
Mata
Simetris, bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi, konjungtiva tidak pucat,
sklera tidak ikterus, mata tidak cekung, reflek terhadap cahaya ( reaksi pupil
: isokhor = normal )
4)
Hidung dan mulut
Bersih, tidak ada lelehan saliva berlebih, nafas cuping hidung (+),
laboskisis (-), labiopalatoskisis (-), labiognatoskisis (-), refleks hisap (-),
Oksigen terpasang 1 liter.
5)
Leher
Pergerakan : aktif, tidak ada
massa atau benjolan, tidak ada fraktur klavikula.
6)
Dada
Puting susu simetris, retraksi
dinding dada (+), RR : 32 x/menit,irama nafas reguler, denyut jantung 142
x/menit,irama jantung vesikuler.
7)
Bahu, lengan dan tangan
Gerakan lemah, jumlah jari
lengkap.
8)
Abdomen
Bentuknya simetris, tidak terdapat penonjolan sekitar tali pusat pada
saat menangis, pendarahan tali pusat tidak ada, perut teraba lunak/lembek (saat
tidak menangis) tidak ada tonjolan.
9)
Punggung dan anus
Tidak terdapat pembengkakan dan cekungan pada punggung, anus (+),
kelainan lain tidak ada, mekonium berwarna kuning kecoklatan.
10) Ekstermitas atas : Simetris, gerakan
aktif, jumlah jari normal, infus terpasang Dex 10 %, 12 tetes/menit.
11) Ekstremitas bawah : Simetris, gerakan
aktif, jumlah jari normal.
12)
Genitalia
Laki-laki, testis sudah turun pada skrotum, penis berlubang pada
ujungnya, ruggae skrotum bagus (banyak).
13)
Kulit
Warna pucat, tanda lahir tidak ada, tidak terdapat vernik caseosa dan
tidak terdapat pembengkakan dan bercak-bercak hitam, tidak tampak kuning.
c. Pemeriksaan Laboraturium :
tgl 24 – 06 – 2009, pukul : 12.08 wita.
Hasil : HGB : 4,50 x/10 6
/ul
HCT : 46,7 %
WBC : 16,3 / ul
ASSASMENT ( A )
a.
Diagnosa : Bayi baru lahir, sesuai masa kehamilan, K/U
lemah dengan asfeksia berat.
Data dasar :
-
Bayi baru
lahir, dengan cara SC.
-
Usia
kehamilan 40 – 41 minggu
-
AS :
3 – 5 , BB : 3100 gram, PB : 45 cm, Lila :11 cm, Lika : 34 cm.
-
Kelainan fisik tidak ada.
-
Denyut
jantung :142 x/menit, napas : 32 x/menit, S : 36 º c.
-
Jenis
kelamin laki-laki, alat kelamin normal, anus (+) dan tidak ada kelainan bawaan.
b. Masalah :
Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 (oksigen)
Data dasar : Napas berat, pucat, cyanosis
c. Kebutuhan :
Bebaskan jalan napas, kepala posisi ekstensi, ganti selimut tiap kali basah.
PLANNING ( P )
Tanggal : 24 Juni 2009
Jam : 00.15 Wita
1. Mengobservasi K/U bayi yaitu bayi masih
tampak lemah, tangis merintih, napas berat (+), napas cuping hidung (+),
tarikan dinding dada (+), cyanosis (+)
2. Meletakan bayi di atas radia warmer, dan
atur pengaturan suhunya secara normal yaitu 36,5 ºc.
3. Mengatur posisi yaitu posisi kepala
ekstensi untuk membebaskan jalan napas.
4.
Membersihkan lendir dengan sedot lendir (suction)
5.
Memberikan rangsangan taktil dengan cara menggosok
punggung bayi dan seluruh tubuh sambil mengeringkannya, kemudian hasilnya bayi
menangis.
6.
Mengobservasi fisik dan tanda-tanda vital : warna kulit
merah ekstremitas masih biru, bayi menangis, tonus otot sedikit fleksi, bersin,
Denyut jantung 144 x/menit.
Pukul 00.10 wita : Memasang infus pada lengan
sebelah kiri, infuse yang diberikan adalah D 10 % ( 12 tetes x/menit).
Pukul
00.15 wita : menginjeksikan obat : Ampicillin 2 x 125 mg
Gentamicyn 1 x 15 mg
Vitamin K 0,1 ml
Pukul 01.00 wita : Mengganti selimut dan kain bayi
dengan kain bersih, menyelimuti seluruh tubuh bayi dan menutup kepala bayi.
Pukul 03.00 wita
-
mengobservasi
tetesan infus
Pukul 06.00 wita
-
mengukur
TTV, S = 36,50 C, RR = 36 x/menit, DJ = 140 x/menit
Pukul
07.00 wita : k/u lemah,
tangis (+), syanosis (-), syanosis (-), oksigen terpasang, muntah (-), BAB/BAK
(+/+), infus D 10 % terpasang.
- menyeka
bayi
Pukul 08.00 wita
-
visite
dokter
Pukul 10.00 wita
-
BAB,
warna : kecoklatan, dan BAK.
-
ganti
selimut bayi
Pukul 12.00
-
Mengobservasi k/u bayi
-
Mengobservasi TTV, S: 36°C, RR : 52 x/mnt, DJ: 136x/mnt
Siang : k/u lesu, tangis keras dn rewel, coba minum
PASI ± 5 cc, tidak cianosis, BAK/BAB
lancar, infus terpasang
Pukul 14.00 wita :
-
Mengobservasi k/u bayi
-
Mengatur posisi tidur
-
Mengganti selimut
Pukul 15.00 wita :
-
Bayi rewel
-
Mengobservasi lokasi dan tetesan infus
Pukul 17.00 wita :
-
Memberi PASI ± 5 cc
-
Mengobservasi TTV : S : 36,7°C, RR : 40 x/mnt, DJ: 120
x/mnt
Pukul 19.00 wita :
-
Minum PASI ± 5 cc
Malam : k/u lesu, tangis (+), minun PASI ± 5 cc,
muntah (-), BAB/BAK (+/+), hipotermi (-), kembung (-), infus terpasang.
Pukul : 20.00 wita :
-
Observasi k/u bayi
-
Ganti selimut
Pukul 21.00 wita :
-
Minum PASI 15 cc
-
Kembung (+), bayi rewel.
-
Menagatur posisi bayi
Pukul 23.00 wita :
-
Memberi injeksi Ampicillin 125 mg
-
Pasang
NGT, retensi 5 cc, spul PZ 5 cc, lendir coklat + susu + gumpalan coklat.
Pukul 01.00 wita :
-
Mengganti
selimut bayi
Pukul 03.00 wita :
-
Menarik
retensi, R = 5 cc
lendir kecoklatan + susu,
spul PZ 5 cc
-
Minum PASI 15 cc
Pukul 05.00 wita :
-
Mengobservasi
bayi
-
Menatur
posisi bayi.
Pukul 06.00 wita :
-
Mengganti
tempat infus pada lengan sebelah kanan
-
Mengobservasi TTV : S : 36,7°C, RR : 40 x/mnt, DJ: 130
x/mnt.
III.
EVALUASI
Tanggal : 25 juni 2009
Jam : 07.00 WITA
1. K/U bayi lesu, tangis (+),
hipotermi(-), minum pasi 5 cc, muntah (-), BAB/BAK(+)/(+), kembung(-),infus dex
10% masih terpasang 12 tts/mnt.
2. NGT masih terpasang, retensi 5 cc lendir
kental + susu dan gumpalan coklat.
3. Tanda-tanda vital
DJ : 120x/menit, RR : 40m
x/menit, Suhu : 36, 70C
HARI KE-2 ( Tanggal 25 juni 2009)
DS :
ibu mengeluh bayinya masih lemah
DO :
Keadaan umum lesu, tangis (+), minum pasi 5- 10 cc, muntah (-), kembung (-), cyanosis (-), sesak (-),O2
terpasang 1 liter, BAB/BAK (+)/(+),infus dextrose 10% terpasang 6 tts/mnt.
A : Bayi lahir
cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 2 hari, K/U lemah dengan asfeksia ringan.
P : Pukul 07.00 wita : mengobservasi
keadaan umum bayi yaitu keadaan umum bayi masih lemah, menyeka dan menimbang
berat badan (BB : 3000 gram), mengganti selimut,NGT dilepaskan, visite dokter (terapi
lanjut).
Pukul 09.00 wita : memberi
injeksi ampicillin 125 mg dan gentamisin
15 mg.
Pukul 09.30 wita : memberi minum pasi 5 – 10 cc
Pukul 12.00 wita :
mengobservasi tanda-tanda vital s : 37,4ºc, RR : 42 x/mnt, DJ : 136 x/mnt
Pukul 13.00 wita : mengganti selimut dan memberi minum
pasi.
Pukul 14.00 wita : mengatur posisi tidur, mengganti
selimut.
Pukul 15.00 wita : memberi minum pasi 5-10 cc
Pukul 17.00 wita : observasi
tanda-tanda vital : s : 37,0 ºc , RR : 40 x/mnt , DJ : 140 x/mnt.
Pukul 19.00 wita : memberi minum pasi 5-10 cc, mengganti
selimut.
Evaluasi (25 juni 2009, pukul 14.00 wita)
1. Keadaan
umum bayi masih lemah, tangis (+), minum pasi 5- 10 cc,cyanosis(-), sesak (-),
kembung (-),muntah (-), O2 masih terpasang 1 liter, infus terpasang dextrose
10% 6 tts/mnt.
2. Tanda-tanda vital S : 37,0ºc, RR : 40
x/mnt, DJ : 140 x/mnt.
HARI KE-3 ( tanggal 26 juni 2009)
DS : Ibu mengatakan
keadaan bayinya sudah baik
DO : Keadaan umum
baik, tangis (+), minum asi langsung dari ibu, muntah (-), BAB/BAK (+)/(+),
ikterus (-), hipotermi (-).
A : Bayi lahir cukup bulan sesuai masa
kehamilan umur 3 hari.
P : Pukul
07.00 wita : menyeka, mengganti selimut bayi, dan menimbang berat badan bayi
(3000 gram).
Pukul 08.00 wita : memberi minum asi langsung dari ibu
Pukul 09.00 wita : visite dokter, yaitu
keadaan umum bayi sudah baik dan sudah diperbolehkan pulang.
Evaluasi (pukul 09.30 wita)
1.
Keadaan umum bayi baik, tangis (+), minum asi langsung
dari ibu, muntah (-), BAB/BAK (+)/(+), hipotermi (-), ikterus (-).
2.
Bayi sudah di pulangkan.
Komentar :
Posting Komentar