jalan menuju keberhasilan

Rabu, 12 Desember 2012

LAPORAN PENDAHULUAN CAMPAK

BAB II PEMBAHASAN
1.     PENGERTIAN
Penyakit Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 1-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit(rash) dan 4 hari setelah ruam kulit ada.puncak penularan pada saat fase prodromal yaitu pada 1-3 hari pertama sakit.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.

2.     PENYEBAB

Campak, rubeola, atau measles Adalah penyakit infeksi yang sangat mudah menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kurang lebih 4 hari pertama sejak munculnya ruam. Campak disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak). Penularan terjadi melalui udara,ludah (dorplet)dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun bayi yang tidak mendapatkan imunisasi remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua. Faktor yang berhubungan dengan status imunisasi campak pada batita yang diteliti dalam penelitian ini adalah pendidikan ibu, pengetahuan ibu, aktivitas ibu, status anak, dan tempat pencarian pengobatan. sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit campak mudah menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit yang disebabkan virus Morbili ini. Untungnya campak hanya diderita sekali seumur hidup. Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tak akan terkena lagi.

3.     GEJALA

Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: - Panas badan, nyeri tenggorokan, hidung meler ( Coryza ), batuk ( Cough ), Bercak Koplik’s spot, nyeri otot,mata merah ( conjuctivitis ). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 4-7 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai,dan berubah warna menjadi kehitam-hitaman serta kulit bersisik, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.
Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.

4.     KOMPLIKASI

Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:
1.         Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah
2.         Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit),     sehingga pendeita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan
3.         Bronkopneumoni
4.         Ensefalopati
5.         Enteritis
6.         Ensefalitis
7.         Panas tinggi
8.         Diare
9.         Radang mulut dan tenggorokan



5.     PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan ruam kulit yang khas. Pemeriksaan lain yang mungkin perlu dilakukan: pemeriksaan darah, pemeriksaan darah tepi - pemeriksaan Ig M anti campak - Pemeriksaan komplikasi campak 

6.     PENGOBATAN

Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani tirah baring. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik.

7.     PENCEGAHAN

Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.

8.     TEMPO PENGERAMAN

Waktu terdedah sampai kena penyakit: Kira-kira 10 sampai 12 hari sehingga gejala pertama, dan 14 hari sehingga ruam muncul. Imunisasi (MMR) pada usia 12 bulan dan 4 tahun. Orang yang dekat dan tidak mempunyai kekebalan seharusnya tidak menghadiri sekolah atau bekerja selama 14 hari. Dianjurkan selama sekurang-kurangnya 4 hari setelah ruam muncul.
9.   DIAGNOSA BANDING
a.     Rubella(campak jerman): terdapat pembesaran kelenjar getah bening di belakang telinga.
b.    DHF : dalam 2-3 hari bisa terjadi mimisan .turniket test (rumple leede) positif, perdarahan diikiti syok,laboratorium menunjukan trombosit <100.000/ml dan serologi positif DHF
c.      Cacar air (varisella) : ditemukan vesikula atau gelembung berisi cairan.
d.    Alergi obat : adanya kemerhan di  tubuh serta ggatal-gatal  setelah disuntikan /minum obat
e.      Miliaria (keringat buntet) : gatal-gatal,bintil kemerahan.


10. PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK
a.     Persiapan alat dan bahan
Ø Gunakkan vaccine carrrier dengan 4 kotak dingin dan pastikan vaksin terlindungi dari cahaya matahari lanngsung serta tetap berada dalam vaccine carrier selama waktu pelayanan.
Ø Sebelum hari H pelarut vaksin harus disimpan di lemari es agar suhu pelarut sama dengan suhu vaksin.
Ø Periksa tanggal kadarluasa vaksin.
Ø Cantumkan jam dan tanggal pelarutan vaksin pada label vial segera setelah melarutkan vaksin.
Ø Jika tidak ada antrian untuk imunisasi,maka vaksin yang sudah dilarutkan disimpan diantara busa(spons) di dalam vaccine carrier.
Ø Jangan mengisi vaksin ke dalan spuit sebelum sasaran siap untuk disuntik.
Ø Vaksin yang telah dilarutkan hanya dapat digunakan dalam waktu 6 jam,setelah itu harus dibuang.
Ø Alat dan bahan:
§  Vaksin campak dan pelarutnya  dalam vaccine carrier
§  Spuit disposible 2 cc , 5 cc dan 10 cc
§  Bengkok
§  Kapas alkohol
§  Obat penurun panas dan oralit
§  KMS
§  Status bayi/balita
§  Formulir tindakan
§  Handscoon
§  Baki dan pengal
b.    Persiapan pasien
Ø Memberikan salam pada pasien/keluarga
Ø Mengenalkan diri pada pasien/keluarga
Ø Menjelaskan tujuan dilakukan tindakan
Ø Memberi tahudan menjelaskan  prosedur yang akan dilakukan
c.      Persiapan lingkungan
Ø Beri lingkungan yang nyaman pada pasien /keluarga
Ø Pasang sampiran
Ø Dekatkan anak dengan orang tua,orang terdekat /keluarga.
d.    Pelaksanaan
Ø Perawat mencuci tangan dan mengeringkannya
Ø Menenangkan  posisi pasien
Ø Mengatur posisi pasien dan membaringkan di tempat pemeriksaan
Ø Menyiapkan spuit 2 cc dan 5 cc
Ø  Menyiapkan vaksin dan pelarutnya
Ø Larutkan vaksin campak:
§  Spuit 10 cc digunakan untuk melarutkan vaksin 20 dosis.spuit yang telah terpakai tidak boleh digunakan untik melarutkan vaksin lagi.
§  Gunakan seluruh isi cairan dalam ampul pelarut untuk melarutkan vaksin
§  Jari tangan jangan mennyentuh jarum selama melarutkan .menyedot vaksin atau pada saat menyuntik sasaran
§  Setelah dilarutkan, kocok perlahan beberapa kali dengan memegang leher vial .jangan memutar vial vaksin di antara kedua tangan.
Ø Tusuk jarum pada vial vaksin .pastikan jarum selalu berada di dalam cairan vaksin sehingga tidak ada udara yang masuk ke dalam spuit
Ø Hisap vacsin ,dan cabut jarum dari vial ..keluarkan udara yang tersisa dengan mengetuk spuit dan dorong torak sam pai pada sekala 0,5 cc sesuai dosis (0,5 cc)
Ø Kembalikan vaksin dalam vaccine carrier dan tutup kembali vaccine carrier
Ø Desinfektan kulit ,tunggu hingga kering
Ø Suntik pasien secara SC (45 derajat) pada lengan kiri atas
Ø Rapikan pasien dan lingkungan
Ø Beri tahu orang tua /keluarga bahwa prosedur tindakan telah selesai dilakukan
Ø Beri penyuluhan tentan g efek samping vaksin
Ø Berikan obat untuk diminum dirumah
§  Menentukan dosis obat(1/2 tablet)
§  Cara minum obat(3x sehari)
§  LGG(1 sdt  gula + sejumput garam + 200 cc air hangat)
Ø Catat tindakan pada status dan KMS
Ø Memberitahu orang tua kapan jadwal kembali lagi untuk tindakan /program selanjutnya
Ø Rapikan alat-alat
Ø Cuci tangan
Ø Lakukan tindakan dengan teliti dan hati-hati.

11.EFEK SAMPING(KIPI)
·        Imunisasi campak dapat menimbulkan anafilaksis syok,namun sangat jarang
·        Dapat terjadi 5-30 menit setelah penyuntikan, dimana tiba-tiba seluruh kulit menjadi kemerahan,seluruh nafas tersumbat dan terjadi kehilangan kesadaran(menurunnya tekanan darah)
·        Baringkan penderita tanpa bantal,tungkai di tinggikan.air way harus dijamin terbuka ,nadi dan tekanan darah serta resperatory rate dipantau.pasang torniket proksimal dari daerah suntikan dan buka setiap 10-15 menit.
·        Berikan suntikan adrenalin dan rujuk ke rumah sakit.dosis adrenalin 1:1.000 adrenalin (epineprin) dengan dosis 0,01 ml/kg BB perkali. Dosis maksimum 0,3 ml perkali dan disuntikan subkutan/ IM. Dosis  maksimum dapat diulangi dengan jarak 15-20 menit sampai 2-3  kali.




BAB III PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Imunisasi campak merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin campak kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit campak, yang diberikan pada umur bayi 9-11 bulan. Faktor yang berhubungan dengan status imunisasi campak pada batita yang diteliti dalam penelitian ini adalah pendidikan ibu, pengetahuan ibu, aktivitas ibu, status anak, dan tempat pencarian pengobatan.

B.   SARAN
§  Jika semua vaksin yang baru dan logistik lainnya belum terpakai, maka beri tanggal pelayanan sebelum dikembalikan ke puskesmas
§  Simpan kembali vaksin dengan teratur di dalam lemari es puskesmas dan pisahhkan untuk dipakai pada pelayanan  berikutnya
§  Semua vaksin yang telah dilarutkan harus segera dimusnahkan segera setelah pelayanan.














DAFTAR PUSTAKA


Direktorat jenderal PP-.PL DEPKES RI. 2006. Buku Pedoman tenaga Kesehatan Di  Lapangan, Ed. Khusus untuk pulau Kalimantan, sulawesi, bali dan NTB. Jakarta: DIT. EPIM-KESMA, SUBDIT Imunisasi.

Direktorat jenderal PP-.PL DEPKES RI. 2006. Petunjuk Teknis Surveilans Campak. Jakarta: DIT.EPIM-KESMA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

DINAS KESEHATAN PROP. NTB. 2006. INTEGRASI SURVEILEN;  AFP, CAMPAK, TN. NTB: DIPA P2P. DIKES PROP.NTB

Jumat, 26 Oktober 2012

ASFIKSIA LANDASAN TEORI



1.      Pengertian
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur saat bayi baru lahir atau beberapa saat sesudah lahir. (buku APN 2007).

2.      Penyebab
Perkembangan paru-paru neonates terkadi pada menit pertama kelahiran dan kemudian di susul dengan pernapasan teratur,bila terjadi gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 dari ibu ke janin akan terjadi asfiksia janin atau neonates (towel,1996).kondisi tertentu pada ibu hamil juga dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia bayi dalam rahim di tunjukkan dengan gawat janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir (APN 2007).

Penyebab kegagalan pernapasan pada bayi :
1.      Faktor ibu
ü  Preeklamsia dan Eklamsia
ü  Perdarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta ).
ü  Partus lama atau partus macet
ü  Demam selama persalinan
ü  Infeksi berat (malaria,sifilis,TBC,HIV)
ü  Kehamilan lewat waktu (Serotinus).
2.      Faktor tali pusat
ü  Lilitan tali pusat
ü  Tali pusat pendek
ü  Simpul tali pusat
ü  Prolapsus tali pusat
3.      Faktor janin
ü  Premature
ü  Persalinan dengan tindakan (sungsang,gemeli,distosia bahu,ekstraksi vakum,ekstraksi forcep)
ü  Kelainan bawaan (congenital)
ü  Air ketuban bercampur dengan mekonium

Penolong persalinan harus mengetahui factor-faktor resiko berpotensi untuk menumbuhkan asfiksia.apabila di temukan adanya faktor resiko tersebut maka hal itu harus dibicarakan dengan ibu dan keluarga tentang kemungkinan perlunya tindakan resusitasi.akan tetapi ada kalanya factor resiko menjadi sulit dikenali atau 9sepengetahuan penolong )tidak dijumpai tetapi asfiksia tetap terjadi.oleh karena itu penolong harus selalu siap melakukan resusitasi bayi pada setiap pertolongsn persalinan.

4.      Perubahan patofisiologi dan gangguan klinik
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung pada kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan.proses kelahiran sendiri selalu menimbulkanasfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi.proses ini di anggap sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernapasan agar terjadi “primary Gasping” yang kemudian akan berlanjut dengan pernapasan teratur (James,1958).
Sifat asfiksia ini tidak mempunyai pengaruh buruk karena reaksi adaptasi bayi dapt mengatasinya.bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen selama kehamilan atau persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat.keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian.
Asfiksia yang terjadi dimulai dengan satu periode apnu di sertai dengan penurunan frekuensi jantung,selanjutnya bayi akan diikuti pernafasan teratur.pada penderita asfiksia berat usaha bernafas ini tidak nampak dan bayi selanjutnya berada pada periode kedua.pada tingkat ini di samping adanya perubahan klinis akan terjadi pula gangguan metabolisme dan pengaruh asam basa pada tubuh bayi.
           
            Tindakan-tindakan yang dilakukan pada bayi dapat di bagi dalam 2 golongan :
1.      Tindakan umum
Tindakan ini dilakukan pada setiap bayi tnanpa memandang nilai APGAR yaitu segera setelah bayi lahir,
ü  di usahakan agar bayi mendapatkan pemanasan yang baik.harus dicegah atau di kurangi kehilangan panas dari tubuhnya yaitu bias dengan pemanasan luar dengan sinar lampu dan untuk mengeringkan tubuh bayi mengurangi evaporasi.
ü  Bayi diletakkan dengan kepala lebih rendah
ü  Penghisapan saluran pernapasan bagian atas
ü  Bila bayi belum memperlihatkan usaha bernapas lakukan rangsangan nyeri dengan dengan menyentil kedua telapak kaki .

2. Tindakan khusus
Tindakan ini dilakukan setelah tindakan umum diselenggarakan tanpa hasil.prosedur yang dilakukan sesuai dengan berat atau ringannya asfiksia yang timbul pada bayi,yang dinyatakan oleh tinggi rendahnya nilai APGAR.
·         Klasifikasi asfiksia
1.      Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3)
Resusitasi aktif dalam keadaan ini harus segera dilakukan, langkah utama ialah memperbaiki ventilasi paru-paru dngan memberikan O2 secara tekanan langsung  dan berulang-ulang.bila setelah beberapa waktu pernapasan spontan tidak timbul dan frekuensi jantung menurun (<100/menit) maka pemberian obat-obatan lain serta masasse jantung sebaiknya segera dilakukan.masasse jantung dikerjakan dengan melakukan penekanan di atas tulang dada secara teratur 80-100x/menit.

2.      Asfiksia sedang (nilai APGAR 4-6)
Di sini dapat dicoba dengan melakukan rangsangan untuk menimbulkan reflek pernapasan,hal ini dapat dikerjakan selama 30-60 detik setelah penilaian menurut APGAR 1 menit.

·         Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi asfiksia adalah kerusakan pada otak.

 ¨ TINDAKAN RESUSITASI
Langkah awal asuahn bayi baru lahir dengan BBLR adalah :
Langkah awal perlu dilakukan secara cepat (dalam waktu 30 detik),secar umum 6 langkah awal dibawah ini cukup untuk mernagsang bayi baru lahir untuk bernapas spontan dan teratur.adapun langkah awal RESUSITASI adalah sbb :
1.      Jaga bayi tetap hangat
·         letakkan bayi diatas kain yang ada di atas perut ibu atau dekat dengan      perineum.
·         selimuti bayi dengan kain tersebut,potong tali pusat.
·         pindahkan bayi ke atas kain ketempat resusitasi
2.      Atur posisi bayi
·         Baringkan bayi terlentang dengan kepala didekat penolong.ganjal bahu agar kepala sedikit Ekstensi.
3.      Isap lendir
Gunakan alat penghisap lender DeLee atau Bola karet.
Ø  Pertama,isap lendir di dalam mulut,kemudianbaru isap lender di hidung.
Ø  Hisap lender sambil menarik keluar penghisap (bukan pada saat memasukan).
Ø  Bila menggunakan penghisap lender DeLee,jangan memasukan ujung penghisap terlalu dalam (lebih dari 5cm kea lam mulut atau lebih dari 3cm ke dalm hidung) karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau henti napas bayi

4.      Keringkan dan rangsang taktil
Ø  Keringkan bayi mulai dari muka,kepala dan bagisn tubuh lainnya dengan sedikit tekanan.Rangsangan ini dapat memulai pernapasan bayi atau bernapas lebih baik.
Ø  Lakukan rangsangan taktil dengan menepuk atau menyentil telapak kaki dan menggosok punggung,perut,dada,atau tungkai bayi dengan telapak tangan.
5.      Reposisi atau atur kembali posisi kepala dan selimut bayi.
Ø  Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang baru (disiapkan).
Ø  Selimiti bayi dengan kain tersebut,jangan tutupi bagian muka dan dada agar pemantauan pernapasan bayi dapat diteruskan.
Ø  Atur kembali posisi terbaik kepala bayi (sedikit ekstensi).
6.      Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas spontan dan teratur.
Ø  Lakukan penilaian bayi apakah bayi bernapas normal,megap-megap,atau tidak bernapas.
Ø  bila bayi bernapas normal berikan pada ibunya :
Letakkan bayi di atas dada ibu dan selimuti keduanya untuk menjaga kehangatan tubuh bayi melalui persentuhan kulit ibu-bayi.
Ø  Bila bayi tak bernapas atau megap-megap segera lakukan tindakan fentilasi.


VENTILASI TEKANAN POSITIF (VTP)
1)      Pemasangan sungkup
Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi.
2)      Ventilasi percobaan (2 kali)
·         Lakukan tiupan udara dengan tekanan 30 cm air
Tiupan awal sangat penting untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa mulai bernapasdan sekaligus menguji apakh jalan napaas terbuka atau bebas.
·         Lihat apakah dada bayi mengembang
o   Bila tidak mengembang,periksa posisi kepala,pastikan posisinya sudah benar,
o   Periksa pemasangan sungkup dan pastikan tidak terjadi kebocoran
o   Periksa ulang apakah jalan napas tersumbat cairan atau lendir (isap kembali) dan bila dada  mengembang,lakukan tahap berikutnya.

3)      Ventiulasi definitive (20 kali dalam 30 detik).
Ø  Lakukan tiupan dengan tekanan 20 cm air,20 kali dalam 30 detik.
Ø  Pastikan udara masuk (dada mengembang) dalam 30 detik tinddakan.

4)      Lakukan penilaian bayi
·         Bila bayi sudah bernapas normal,hentikan ventilasi dan pantau bayi.bayi      diberikan asuhan pasca resusitasi.
·         Bila bayi belum bernapas atau megap-megap :
Ø    lanjutkan ventilasi dengan tekanan 20 cm ai,20x untuk 30 detik berikutnya,
Ø    Engevaluasi hasil ventilaasi setiap 30 detik.
Ø    Lakukan penilaian bayi apakah bernapas,tidak bernapas atau megap-megap.bila bayi sudah mulai bernapas normal,hentikan ventilasi dan pantau bayi dengan seksama,berikan asuhan pasca resusitas.tetapi bila bayi tidak bernapas atau megap-mega,teruskan ventilasi dengan tekanan 20 cm air,20xuntuk 30 detik berikutnya and nilai hasilnya setiap 30 detik.
Siapkan Rujukan bila bayi belum bernapas normal sesudah 2 menit di ventilasi :
 - Minta keluarga membantu persiapan rujukan
                 - Teruskan resusitasi sementara persiapan rujukan dilakukan.
Bila bayi tidak bisa di rujuk :
       -  Lanjutkan ventilasi sampai 20 menit
 - Pertimbangkan untuk menghentikan tindakan resusitasi jika  setelah 2 menit upay ventilasi tidak berhasil.
Bayi yang tidak bernapas normal selama 20 menit diresusitasi akan mengalami kerusakan pada otak sehingga bayi akan menderita kecacatan yang berta atau meninggal.

ASUHAN PASCA RESUSITASI
Asuhan pasca resusitasi diberikan sesuai dengan keadaan bayi setelah menerima tindakan resusitas.Asuhan pasca resusitasi dilakukan pada keadaan :
·         Resusitasi berhasil : bayi menangis dan bernapas normal sesudah langkah awal atau sesudah ventilasi.perlu pemantauan dan dukungan.
·         Resusitasi tidak atau kurang berhasil,bayi perlu rujukan yaitu sesudah ventilasi 2 menit belum bernapas atau bayi sudah bernapas tetapi masih megap-megap atau pada pemantauan ternyata kondisinya makin memburuk.
·         Resusitasi gagal setelah 20 menit di ventilasi,bayi gagal bernapas.





ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “S”
DENGAN ASFIKSIA BERAT
DI RUANG NICU RSUP NTB
TANGGAL 24 – 26 JUNI 2009

Data Subjektif ( S )
HARI PERTAMA : Tgl 24 Juni 2009
·         Identitas
Nama bayi        : Bayi Ny.”S”
Usia                  : 1 hari
Anak ke            : 1 (Satu)
Jenis Kelamin   : Laki-laki ( ♂)
No RM             :

Nama Ibu         : Ny.”S”                      Nama Bapak               : Tn.”S”
Umur                : 25 tahun                    Umur                           : 30 tahun
Suku                 : Sasak                         Suku                            : Sasak
Agama              : Islam                        Agama                         : Islam
Pendidikan       : TTSD                        Pendidikan                  :  SD
Pekerjaan          : IRT                            Pekerjaan                     : Buruh
Alamat              : Kebonfalo - Lembar

·         Riwayat perjalanan penyakit
Bayi lahir tgl 23 – 06 – 2009, Pukul : 23.30 wita, lahir secara SC di Ruang OK RSUP NTB dengan indikasi tindakan partus kasep. Bayi masuk ke NICU tgl 24 – 06 – 2009, Pukul : 00.05 wita dengan tangis merintih, nafas berat, ada retraksi, hipotermi (+),cyanosis (+), dengan A-S : 3 – 5.
·         Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan hamil pertama, umur kehamilan 9 bulan (40-41 minggu), HPHT 10-09-2008, HTP 17-06-2009, ANC teratur di polindes, TT 2 kali (lengkap).
·         Riwayat persalinan
Bayi lahir tgl 23 – 06 – 2009, Pukul : 23.30 wita, lahir secara SC di Ruang OK RSUP NTB ditolong dokter spesialis, dengan indikasi : partus kasep, BBL 3100 gram, PB 45 cm, LILA 11 cm, Lika 34 cm, A-S : 3-5, jenis kelamin laki-laki ( ♂ ).
·         Riwayat post natal
Bayi lahir dengan asfeksia berat, sesuai masa kehamilan A-S : 3-5, tangis merintih, nafas berat, ada retraksi, hipotermi (+),cyanosis (+).

OBYEKTIF ( O )
a)      Pemeriksaan Umum
Keadaan umum bayi     : Lemah
Tanda Vital:
¨      Laju Nafas              : 32 x/menit
¨      Laju Jantung           : 142 x/menit
Berat Badan                 : 3100 gram
Panjang Badan             : 45 cm
Lila/Lika                       : 11 cm/34cm
 
b)     Pemeriksaan Fisik
1)       Kepala :
Bersih, distribusi rambut merata, tidak ada luka/lesi, terdapat sutura, tidak ada molase, benjolan (-), caput sucsedaneum (-), fontanel mayor : teraba lunak, berdenyut, batasnya tegas, datar dan tidak menonjol/cekung. sutura sagitalis : teraba tepat/rapat dan tidak terpisah/menjauh. Lika : 34 cm
2)       Telinga
Simetris, bersih, tidak ada luka, daya pegas daun telinga kembali cepat, pina melengkung dengan sempurna.


3)       Mata
Simetris, bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus, mata tidak cekung, reflek terhadap cahaya ( reaksi pupil : isokhor = normal )
4)       Hidung dan mulut
Bersih, tidak ada lelehan saliva berlebih, nafas cuping hidung (+), laboskisis (-), labiopalatoskisis (-), labiognatoskisis (-), refleks hisap   (-),  Oksigen terpasang 1 liter.
5)       Leher
Pergerakan : aktif, tidak ada massa atau benjolan, tidak ada fraktur klavikula.
6)       Dada
Puting susu simetris, retraksi dinding dada (+), RR : 32 x/menit,irama nafas reguler, denyut jantung 142 x/menit,irama jantung vesikuler.
7)       Bahu, lengan dan tangan
Gerakan lemah, jumlah jari lengkap.
8)       Abdomen
Bentuknya simetris, tidak terdapat penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, pendarahan tali pusat tidak ada, perut teraba lunak/lembek (saat tidak menangis) tidak ada tonjolan.
9)       Punggung dan anus
Tidak terdapat pembengkakan dan cekungan pada punggung, anus (+), kelainan lain tidak ada, mekonium berwarna kuning kecoklatan.
10)   Ekstermitas atas : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari normal, infus terpasang Dex 10 %, 12 tetes/menit.
11)   Ekstremitas bawah : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari normal.
12)   Genitalia
Laki-laki, testis sudah turun pada skrotum, penis berlubang pada ujungnya, ruggae skrotum bagus (banyak).


13)   Kulit
Warna pucat, tanda lahir tidak ada, tidak terdapat vernik caseosa dan tidak terdapat pembengkakan dan bercak-bercak hitam, tidak tampak kuning.

c.     Pemeriksaan Laboraturium : tgl 24 – 06 – 2009, pukul : 12.08 wita.
            Hasil : HGB : 4,50 x/10 6 /ul
                        HCT : 46,7 %
                        WBC : 16,3 / ul

ASSASMENT ( A )
a.      Diagnosa : Bayi baru lahir, sesuai masa kehamilan, K/U lemah dengan asfeksia berat.
Data dasar :
-           Bayi baru lahir, dengan cara SC.
-           Usia kehamilan 40 – 41  minggu
-           AS : 3 – 5 , BB : 3100 gram, PB : 45 cm, Lila :11 cm, Lika : 34 cm.
-           Kelainan fisik tidak ada.
-           Denyut jantung :142 x/menit, napas : 32 x/menit, S : 36 º c.
-           Jenis kelamin laki-laki, alat kelamin normal, anus (+) dan tidak ada kelainan bawaan.
b.      Masalah        : Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 (oksigen)
Data dasar   : Napas berat, pucat, cyanosis
c.      Kebutuhan   : Bebaskan jalan napas, kepala posisi ekstensi, ganti selimut tiap kali basah.






PLANNING ( P )
Tanggal      : 24 Juni 2009
Jam            : 00.15 Wita
1.       Mengobservasi K/U bayi yaitu bayi masih tampak lemah, tangis merintih, napas berat (+), napas cuping hidung (+), tarikan dinding dada (+), cyanosis (+)
2.       Meletakan bayi di atas radia warmer, dan atur pengaturan suhunya secara normal yaitu 36,5 ºc.
3.       Mengatur posisi yaitu posisi kepala ekstensi untuk membebaskan jalan napas.
4.       Membersihkan lendir dengan sedot lendir (suction)
5.       Memberikan rangsangan taktil dengan cara menggosok punggung bayi dan seluruh tubuh sambil mengeringkannya, kemudian hasilnya bayi menangis.
6.       Mengobservasi fisik dan tanda-tanda vital : warna kulit merah ekstremitas masih biru, bayi menangis, tonus otot sedikit fleksi, bersin, Denyut jantung 144 x/menit.
Pukul 00.10 wita : Memasang infus pada lengan sebelah kiri, infuse yang diberikan adalah D 10 % ( 12 tetes x/menit).
Pukul 00.15 wita : menginjeksikan obat : Ampicillin 2 x 125 mg
                                                                   Gentamicyn 1 x 15 mg
                                                                   Vitamin K 0,1 ml
Pukul 01.00 wita : Mengganti selimut dan kain bayi dengan kain bersih, menyelimuti seluruh tubuh bayi dan menutup kepala bayi.
Pukul 03.00 wita
-          mengobservasi tetesan infus
Pukul 06.00 wita
-          mengukur TTV, S = 36,50 C, RR = 36 x/menit, DJ = 140 x/menit
Pukul 07.00 wita : k/u lemah, tangis (+), syanosis (-), syanosis (-), oksigen terpasang, muntah (-), BAB/BAK (+/+), infus D 10 % terpasang.
-    menyeka bayi
Pukul 08.00 wita
-          visite dokter
Pukul 10.00 wita
-          BAB, warna : kecoklatan, dan BAK.
-          ganti selimut bayi
Pukul 12.00
-          Mengobservasi k/u bayi
-          Mengobservasi TTV, S: 36°C, RR : 52 x/mnt, DJ: 136x/mnt

Siang : k/u lesu, tangis keras dn rewel, coba minum PASI  ± 5 cc, tidak cianosis, BAK/BAB lancar, infus terpasang
Pukul 14.00 wita :
-          Mengobservasi k/u bayi
-          Mengatur posisi tidur
-          Mengganti selimut
Pukul 15.00 wita :
-          Bayi rewel
-          Mengobservasi lokasi dan tetesan infus
Pukul 17.00 wita :
-          Memberi PASI ± 5 cc
-          Mengobservasi TTV : S : 36,7°C, RR : 40 x/mnt, DJ: 120 x/mnt
Pukul 19.00 wita :
-          Minum PASI ± 5 cc

Malam : k/u lesu, tangis (+), minun PASI ± 5 cc, muntah (-), BAB/BAK (+/+), hipotermi (-), kembung (-), infus terpasang.
Pukul : 20.00 wita :
-          Observasi k/u bayi
-          Ganti selimut
Pukul 21.00 wita :
-          Minum PASI 15 cc
-          Kembung (+), bayi rewel.
-          Menagatur posisi bayi
Pukul 23.00 wita :
-          Memberi injeksi Ampicillin 125 mg
-          Pasang NGT, retensi 5 cc, spul PZ 5 cc, lendir coklat + susu + gumpalan coklat.
Pukul 01.00 wita :
-          Mengganti selimut bayi
Pukul 03.00 wita :
-          Menarik retensi, R = 5 cc lendir kecoklatan + susu, spul PZ 5 cc
-          Minum PASI 15 cc
Pukul 05.00 wita :
-          Mengobservasi bayi
-          Menatur posisi bayi.
Pukul 06.00 wita :
-          Mengganti tempat infus pada lengan sebelah kanan
-          Mengobservasi TTV : S : 36,7°C, RR : 40 x/mnt, DJ: 130 x/mnt.

III.      EVALUASI
Tanggal   : 25 juni 2009
Jam         : 07.00 WITA
1.       K/U bayi lesu, tangis (+), hipotermi(-), minum pasi 5 cc, muntah (-), BAB/BAK(+)/(+), kembung(-),infus dex 10% masih terpasang 12 tts/mnt.
2.       NGT masih terpasang, retensi 5 cc lendir kental + susu dan gumpalan coklat.
3.       Tanda-tanda vital
DJ : 120x/menit, RR : 40m x/menit, Suhu : 36, 70C



HARI KE-2 ( Tanggal 25 juni 2009)
DS         : ibu mengeluh bayinya masih lemah
DO        : Keadaan umum lesu, tangis (+), minum pasi 5- 10 cc, muntah (-),   kembung (-), cyanosis (-), sesak (-),O2 terpasang 1 liter, BAB/BAK (+)/(+),infus dextrose 10% terpasang 6 tts/mnt.
A                        : Bayi lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 2 hari, K/U   lemah dengan asfeksia ringan.
P            : Pukul 07.00 wita : mengobservasi keadaan umum bayi yaitu keadaan umum bayi masih lemah, menyeka dan menimbang berat badan (BB : 3000 gram), mengganti selimut,NGT dilepaskan, visite dokter (terapi lanjut).
Pukul 09.00 wita : memberi injeksi ampicillin 125 mg dan    gentamisin 15 mg.
            Pukul 09.30 wita : memberi minum pasi 5 – 10 cc
Pukul 12.00 wita : mengobservasi tanda-tanda vital s : 37,4ºc, RR : 42 x/mnt, DJ : 136 x/mnt
            Pukul 13.00 wita : mengganti selimut dan memberi minum pasi.
            Pukul 14.00 wita : mengatur posisi tidur, mengganti selimut.
            Pukul 15.00 wita : memberi minum pasi 5-10 cc
Pukul 17.00 wita : observasi tanda-tanda vital : s : 37,0 ºc , RR : 40      x/mnt , DJ : 140 x/mnt.
Pukul 19.00 wita :  memberi minum pasi 5-10 cc, mengganti selimut.

Evaluasi (25 juni 2009, pukul 14.00 wita)
1.      Keadaan umum bayi masih lemah, tangis (+), minum pasi 5- 10 cc,cyanosis(-), sesak (-), kembung (-),muntah (-), O2 masih terpasang 1 liter, infus terpasang dextrose 10% 6 tts/mnt.
2.      Tanda-tanda vital S : 37,0ºc, RR : 40 x/mnt, DJ : 140 x/mnt.


HARI KE-3 ( tanggal 26 juni 2009)
DS : Ibu mengatakan keadaan bayinya sudah baik
DO : Keadaan umum baik, tangis (+), minum asi langsung dari ibu, muntah (-), BAB/BAK (+)/(+), ikterus (-), hipotermi (-).
A   : Bayi lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 3 hari.
P   :  Pukul 07.00 wita : menyeka, mengganti selimut bayi, dan menimbang berat badan bayi (3000 gram).
       Pukul 08.00 wita : memberi minum asi langsung dari ibu
 Pukul 09.00 wita : visite dokter, yaitu keadaan umum bayi sudah baik dan sudah diperbolehkan pulang.

Evaluasi (pukul 09.30 wita)
1.      Keadaan umum bayi baik, tangis (+), minum asi langsung dari ibu, muntah (-), BAB/BAK (+)/(+), hipotermi (-), ikterus (-).
2.      Bayi sudah di pulangkan.
         

              












Designed by Berita Update - Belajar SEO dan Blog | Copyright of ARTIKEL KESEHATAN.
 
Copyright © 2012 ARTIKEL KESEHATAN | Design by Christian Tatelu | Download this template here!