PERITONITIS
PENGERTIAN
Peradangan
peritoneum, suatu lapisan endotelial tipis yang kaya akan vaskularisasi dan
aliran limpa.
ETIOLOGI
- Infeksi bakteri
- Mikroorganisme berasal dari penyakit saluran gastrointestinal
- Appendisitis yang meradang dan perforasi
- Tukak peptik (lambung / dudenum)
- Tukak thypoid
- Tukan disentri amuba / colitis
- Tukak pada tumor
- Salpingitis
- Divertikulitis
Kuman yang
paling sering ialah bakteri Coli, streptokokus ยต dan b hemolitik, stapilokokus
aurens, enterokokus dan yang paling berbahaya adalah clostridium wechii.
- Secara langsung dari luar.
- Operasi yang tidak steril
- Terkontaminasi talcum venetum, lycopodium, sulfonamida, terjadi peritonitisyang disertai pembentukan jaringan granulomatosa sebagai respon terhadap benda asing, disebut juga peritonitis granulomatosa serta merupakan peritonitis lokal.
- Trauma pada kecelakaan seperti rupturs limpa, ruptur hati
- Melalui tuba fallopius seperti cacing enterobius vermikularis. Terbentuk pula peritonitis granulomatosa.
- Secara hematogen sebagai komplikasi beberapa penyakit akut seperti radang saluran pernapasan bagian atas, otitis media, mastoiditis, glomerulonepritis. Penyebab utama adalah streptokokus atau pnemokokus.
GEJALA DAN
TANDA
- Syok (neurogenik, hipovolemik atau septik) terjadi pada beberpa penderita peritonitis umum.
- Demam
- Distensi abdomen
- Nyeri tekan abdomen dan rigiditas yang lokal, difus, atrofi umum, tergantung pada perluasan iritasi peritonitis.
- Bising usus tak terdengar pada peritonitis umum dapat terjadi pada daerah yang jauh dari lokasi peritonitisnya.
- Nausea
- Vomiting
- Penurunan peristaltik.
PATOFISIOLOGI
Peritonitis
disebabkan oleh kebocoran isi rongga abdomen ke dalam rongga abdomen, biasanya
diakibatkan dan peradangan iskemia, trauma atau perforasi tumor, peritoneal
diawali terkontaminasi material.
Awalnya
material masuk ke dalam rongga abdomen adalah steril (kecuali pada kasus
peritoneal dialisis) tetapi dalam beberapa jam terjadi kontaminasi bakteri.
Akibatnya timbul edem jaringan dan pertambahan eksudat. Caiaran dalam rongga
abdomen menjadi keruh dengan bertambahnya sejumlah protein, sel-sel darah
putih, sel-sel yang rusak dan darah.
Respon yang
segera dari saluran intestinal adalah hipermotil tetapi segera dikuti oleh
ileus paralitik dengan penimbunan udara dan cairan di dalam usus besar.
TEST
DIAGNOSTIK
- Test laboratorium
- Leukositosis
- Hematokrit meningkat
- Asidosis metabolik
- X. Ray
- Foto polos abdomen 3 posisi (anterior, posterior, lateral), didapatkan :
- Illeus merupakan penemuan yang tak khas pada peritonitis.
- Usus halus dan usus besar dilatasi.
- Udara bebas dalam rongga abdomen terlihat pada kasus perforasi.
PROGNOSIS
- Mortalitas tetap tinggi antara 10 % – 40 %.
- Prognosa lebih buruk pada usia lanjut dan bila peritonitis sudah berlangsung lebih dari 48 jam.
- Lebih cepat diambil tindakan lebih baik prognosanya.
LAPARATOMI
Pengertian
Pembedahan
perut sampai membuka selaput perut.
Ada 4 cara,
yaitu;
- Midline incision
- Paramedian, yaitu ; sedikit ke tepi dari garis tengah (± 2,5 cm), panjang (12,5 cm).
- Transverse upper abdomen incision, yaitu ; insisi di bagian atas, misalnya pembedahan colesistotomy dan splenektomy.
- Transverse lower abdomen incision, yaitu; insisi melintang di bagian bawah ± 4 cm di atas anterior spinal iliaka, misalnya; pada operasi appendictomy.
Indikasi
- Trauma abdomen (tumpul atau tajam) / Ruptur Hepar.
- Peritonitis
- Perdarahan saluran pencernaan.(Internal Blooding)
- Sumbatan pada usus halus dan usus besar.
- Masa pada abdomen
Komplikasi
- Ventilasi paru tidak adekuat
- Gangguan kardiovaskuler : hipertensi, aritmia jantung.
- Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Gangguan rasa nyaman dan kecelakaan
Latihan-latihan
fisik
Latihan
napas dalam, latihan batuk, menggerakan otot-otot kaki, menggerakkan otot-otot
bokong, Latihan alih baring dan turun dari tempat tidur. Semuanya dilakukan
hari ke 2 post operasi.
POST LAPARATOMI
Perawatan
post laparatomi adalah bentuk pelayanan perawatan yang diberikan kepada
pasien-pasien yang telah menjalani operasi pembedahan perut.
Tujuan
perawatan post laparatomi;
- Mengurangi komplikasi akibat pembedahan.
- Mempercepat penyembuhan.
- Mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin seperti sebelum operasi.
- Mempertahankan konsep diri pasien.
- Mempersiapkan pasien pulang.
Komplikasi
post laparatomi;
- Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis.
Tromboplebitis
postoperasi biasanya timbul 7 – 14 hari setelah operasi. Bahaya besar
tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari dinding pembuluh darah
vena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke paru-paru, hati, dan otak.
Pencegahan
tromboplebitis yaitu latihan kaki post operasi, ambulatif dini dan kaos kaki
TED yang dipakai klien sebelum mencoba ambulatif.
- Buruknya intergriats kulit sehubungan dengan luka infeksi.
Infeksi luka
sering muncul pada 36 – 46 jam setelah operasi. Organisme yang paling sering
menimbulkan infeksi adalah stapilokokus aurens, organisme; gram positif.
Stapilokokus mengakibatkan pernanahan.
Untuk
menghindari infeksi luka yang paling penting adalah perawatan luka dengan
memperhatikan aseptik dan antiseptik.
- Buruknya integritas kulit sehubungan dengan dehisensi luka atau eviserasi.
Dehisensi
luka merupakan terbukanya tepi-tepi luka.
Eviserasi
luka adalah keluarnya organ-organ dalam melalui insisi.
Faktor
penyebab dehisensi atau eviserasi adalah infeksi luka, kesalahan menutup waktu
pembedahan, ketegangan yang berat pada dinding abdomen sebagai akibat dari
batuk dan muntah.
Proses
penyembuhan luka
- Fase pertama
Berlangsung
sampai hari ke 3. Batang lekosit banyak yang rusak / rapuh. Sel-sel darah baru
berkembang menjadi penyembuh dimana serabut-serabut bening digunakan sebagai
kerangka.
- Fase kedua
Dari hari ke
3 sampai hari ke 14. Pengisian oleh kolagen, seluruh pinggiran sel epitel
timbul sempurna dalam 1 minggu. Jaringan baru tumbuh dengan kuat dan kemerahan.
- Fase ketiga
Sekitar 2
sampai 10 minggu. Kolagen terus-menerus ditimbun, timbul jaringan-jaringan baru
dan otot dapat digunakan kembali.
- Fase keempat
Fase
terakhir. Penyembuhan akan menyusut dan mengkerut.
Intervensi
untuk meningkatkan penyembuhan
- Meningkatkan intake makanan tinggi protein dan vitamin c.
- Menghindari obat-obat anti radang seperti steroid.
- Pencegahan infeksi.
Pengembalian
Fungsi fisik.
Pengembalian
fungsi fisik dilakukan segera setelah operasi dengan latihan napas dan batuk
efektf, latihan mobilisasi dini.
Mempertahankan
konsep diri.
Gangguan
konsep diri : Body image bisa terjadi pada pasien post laparatomy karena adanya
perubahan sehubungan dengan pembedahan. Intervensi perawatan terutama ditujukan
pada pemberian support psikologis, ajak klien dan kerabat dekatnya berdiskusi
tentang perubahan-perubahan yang terjadi dan bagaimana perasaan pasien setelah
operasi.
Pengkajian
Perlengkapan
yang dilakukan pada pasien post laparatomy, adalah;
- Respiratory
- Bagaimana saluran pernapasan, jenis pernapasan, bunyi pernapasan.
- Sirkulasi
- Tensi, nadi, respirasi, dan suhu, warna kulit, dan refill kapiler.
- Persarafan : Tingkat kesadaran.
- Balutan
- Apakah ada tube, drainage ?
- Apakah ada tanda-tanda infeksi?
- Bagaimana penyembuhan luka ?
- Peralatan
- Monitor yang terpasang.
- Cairan infus atau transfusi.
- Rasa nyaman
- Rasa sakit, mual, muntah, posisi pasien, dan fasilitas ventilasi.
- Psikologis : Kecemasan, suasana hati setelah operasi.
Diagnosa
Keperawatan
- Gangguan rasa nyaman, abdomen tegang sehubungan dengan adanya rasa nyeri di abdomen.
- Potensial terjadinya infeksi sehubungan dengan adanya sayatan / luka operasi laparatomi.
- Potensial kekurangan caiaran sehubungan dengan adanya demam, pemasukkan sedikit dan pengeluaran cairan yang banyak.
Tindakan
keperawatan post operasi:
- Monitor kesadaran, tanda-tanda vital, CVP, intake dan output
- Observasi dan catat sifat darai drain (warna, jumlah) drainage.
- Dalam mengatur dan menggerakan posisi pasien harus hati-hati, jangan sampai drain tercabut.
- Perawatan luka operasi secara steril.
Evaluasi
- Tanda-tanda peritonitis menghilang yang meliputi :
- Suhu tubuh normal
- Nadi normal
- Perut tidak kembung
- Peristaltik usus normal
- Flatus positif
- Bowel movement positif
- Pasien terbebas dari rasa sakit dan dapat melakukan aktifitas.
- Pasien terbebas dari adanya komplikasi post operasi.
- Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dan mengembalikan pola makan dan minum seperti biasa.
- Luka operasi baik.
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
Dr. Sutisna
Himawan (editor). Kumpulan Kuliah Patologi. FKUI
Brunner /
Sudart. Texbook of Medical Surgical Nursing Fifth edition IB. Lippincott
Company. Philadelphia. 1984.
Soeparman,
dkk. Ilmu Penyakit Dalam : Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1987, Edisi II.
Komentar :
Posting Komentar